Dari judulnya berasa banget ya ada yang enggak enak, hihi. Iya, ini pengalaman pribadi saya yang tak pernah saya pikirkan akan terjadi pada saya, hiks. Sedih akutuh ~
Namun aku tau setiap orang yang akan menggapai impiannya, pasti akan ada badai untuk membuat seseorang itu KUAT agar dapat melanjutkan mimpinya. ~ steffifauziah
Tapi ya sudahlah ya, namanya juga sudah terjadi mau diapain lagi kan begitu, ya, hehe. Padahal dulu tuh saya lebih sering dicurhatin sama teman-teman satu geng di literasi tentang pengalaman buruk bekerjasama dengan penerbit indie loh. Namun, enggak pernah menyangka aja sih kalau akhirnya saya sendiri juga menjadi korban, wkwk *menertawakan diri sendiri biar enggak sedih muluk.
Cerita singkatnya begini, jadi dulu saya kepicut *kek apaan aja kepicut wkwk, sama salah satu penerbit indie yang menawarkan membuat buku antologi. Nah, karena yang share info poster ini di salah satu sosial media adalah penulis handal yang sudah memiliki ratusan sertifikat dari berbagai macam lomba maupun kelas antologi, jadi ya saya percaya dong. Secara gitu loh yang share aja penulis keren, hehe. Ya, mungkin si penulis keren nan kece ini juga enggak tau kali yes kalo ternyata .... , wkwk.
Akhirnya saya add friend-lah penerbit ini *tapi sekarang sudah saya unfriend, wkwk. Terus akhirnya di accept dan saya pun kepo tanya-tanya tentang poster yang di share itu. Nah, ternyata saya disuruh langsung hubungi PJ yang bersangkutan di nomer telpon yang tertera di poster. Akhirnya, tak lama-lama saya pun menghubungi beliau. Setelah itu, saya di kasih tau persyaratan-nya salah satunya harus bayar Rp. 50.000,- dengan fasilitas mendapatkan sertifikat dan bukti satu buku terbit. Murah dong cuman Rp. 50.000,- aja sudah dapat buku terbit, ya makanya saya langsung kepicut, wkwkw *anaknya gampangan yes.
Nah, sampai akhirnya saya pun dimasukkan ke dalam grup para kontributor deh. Tapi, berhubung murah dan ingin lebih mengasah kemampuan menulis akhirnya saya enggak hanya ikut satu event tetapi ikut dua event, wkwk *maruk yes. Soalnya penerbit indie ini memang sedang memiliki banyak event gitu untuk buku antologi. Makanya deh mumpung sekalian saya ikut aja dua event, wkwkwk.
Setelah saya membereskan tulisan untuk dua event yang saya ikuti di penerbit tersebut. Muncullah data diri untuk pengiriman buku dan mengecek ongkos kirim. Sebenarnya penerbit indie ini salah satu penerbit yang cepat dalam mencetak bukunya. Hanya dalam waktu kurang dari 2 bulan buku sudah selesai dicetak loh. Keren yes, tapi ya gitu deh saya lagi apes sepertinya saat itu dengan penerbit ini. Mungkin jika tidak apes saya akan lanjut untuk ikuti semua event yang mereka punya, hiks.
Pembayaran sudah saya lakukan untuk dua event yang saya ikuti plus ongkir. Namun, tiba-tiba ada teman saya yang mau bukunya, akhirnya saya tanyakan kepada PJ apakah bisa pesan satu buku lagi dan dikirimnya bareng dengan buku yang telah saya pesan. Mereka pun bilang bisa, lega dong. Akhirnya, saya bayar lagi lah seharga buku itu yaitu Rp. 55.000,- harga satu bukunya. Sebelumnya saya pesan 2 buku karena saya ikut dua event, namun tambah pesanan satu buku punya teman saya jadi ada 3 buku deh. Dibawah ini bukti chat saya dengan si mbak PJ, yes.
Tapi apa yang terjadi saat buku itu datang ke rumah, hiks. Ini adalah momen yang mendebarkan wkwk *lebay abis. Ternyata buku yang dibawa pak pos cuman 2 biji. WHAT? *saya panik dong karena itu buku sudah ditanyain muluk sama pembelinya. Langsung lah saya pakai pesawat jet pribadi datengin penerbit tersebut wkwk, pake pesawat jet pribadi di emoticon whatsapp maksudnya yes.
Ku hanya bisa menarik nafas panjang, wkwk. |
Setelah satu minggu lewat, saya pun menanyakan kembali perihal buku saya yang ketinggalan satu. Kata pemiliknya semua resi terbaru sudah di kasih di grup. Saya cek lah dan ternyata enggak ada resi terbaru. Saya tanya lagi, si pemilik bilang lagi di kampung dan resi terbaru di kosan. Huft, akhirnya saya pun menunggu lagi, hmmm mmmmm hmmmmm hmmmmm mmmm *plis lagi lagi ini bukan nisa shabyan wkwkwk.
Hampir dua minggu total menunggu buku susulan tetapi tak ada kejelasan. Akhirnya saya mendapatkan resi terbaru dari PJ event yang saya ikuti, setelah di cek ternyata resi tersebut atas nama orang lain. Ya Allah, saya gemes sampai hampir nangis dijalanan *eh dan mikir hal-hal yang enggak-enggak. Dalam hati merasa dikhianati wkwk *lebay abis. Saya akhirnya nanya ke pemiliknya dan dia bilang dengan enaknya, "Mbak lebih baik uangnya saya ganti aja ya, saya transfer balik." WHAT?
Saya pun akhirnya bilang ke beliau bahwa saya kecewa dengan penerbit ini, saya kecewa berat. Sudah nunggu lama dan dengan enaknya katanya buku sudah enggak ada lagi dan gampangnya uang akan di kembalikan. Ya Allah, buat seorang penulis yang penting itu BUKU CETAK yang telah terbit bukan uangnya, ya mbak penerbit. Masya Allah, dzalim-nya.
Usut punya usut yes PJ event dan si pemilik ini ternyata tidak bekerja sama dengan baik. Saya sudah konfirmasi ke PJ event yang bersangkutan dan PJ event juga sudah bilang ke pemilik penerbit ini. Nah, tapi dengan alasan si pemilik ini sibuk luar biasa *emang dia doang yang sibuk yes wkwk, terus lupa kalau saya tambah pesanan dari 2 buku menjadi 3 buku. Kesel enggak? Jelaslah salah di mereka kan? Tapi apa kata pemiliknya? Dia bilang dia enggak salah dong karena sudah mengirimkan sesuai data, lah data yang dia punya aja salah gak sesuai, gimane dah wkwk.
Terus salah saya gitu karena nambah pesenan begitu caranya mending enggak promosin bukunya deh. Heuheu. |
Dan yang bikin saya malas dengan penerbit ini adalah pemiliknya gak sopan sama sekali sama penulis. Saya kecewa dengan mereka bukan baik-baik ke penulis tapi malah saya dikatain penulis ribet. Ya Allah, Mbak pemilik asal tau ya kalo tanpa penulis publishing itu tak akan jalan loh. Kita sama-sama membutuhkan seharusnya beliau bisa dengan lapang dada bilang bahwa kesalahan ada di dia, tapi nyatanya tidak dan malah ngatain penulis. Beuh, bad attitude banget! *hanya bisa istighfar ~
Rapuh saya saat mbaknya bilang gini, hiks hiks ~ |
Tapi akhirnya saya ikhlas dengan semua itu, saya pun akhirnya mem-block semua nomer mereka dan juga sosial media mereka. Saya pikir baiklah mungkin itu semua bukan rezeki saya dan cobaan ini membuat saya sangat hati-hati dengan penerbit indie. Namun, tak hanya saya yang seperti ini ada beberapa teman di grup tersebut yang kecewa karena beberapa pesanan buku yang dikirim tak sesuai. Wow ~
Untuk itu, setelah saya cerita panjang kali lebar diatas maka saya akan memberikan 4 tips untuk selalu super hati-hati dalam memilih penerbit indie. Intinya semoga penulis-penulis diluar sana tak seperti saya. Emang sih uang dikembalikan sama mereka, tapi untuk penulis yang terpenting adalah hasil tulisan kita dalam buku bukan? Dan pastinya attitude penerbit ke penulis. Itu yang paling penting. Baiklah, langsung saja simak ulasannya dibawah ini:
1. Lebih baik cari penerbit indie yang sudah terpercaya
Bitread adalah salah satu penerbit indie yang terpercaya |
Sekarang prinsip saya, saya enggak mau lagi untuk coba-coba di penerbit lainnya kecuali yang sudah benar-benar terpercaya atau yang menjadi pemilik penerbit adalah teman sendiri. Ya, karena hal ini lebih aman dan meminimalisir kerugian dan sakit hati *tsaah. Ya bagaimana enggak sakit hati, setiap tulisan yang ditulis pasti ada perjuangan dalam menyelesaikannya. Nah, terus saat ada kejadian kaya seperti cerita saya di atas, apakah enggak nyesek? hiks. Sudah ditunggu-tunggu dengan sabar tetapi yang didapat hanya harapan palsu persis seperti lelaki hidung belang diluar sana *lah nyambung kesana wkwk.
Jadi, ingat ya cari penerbit indie yang sudah terpercaya atau minimal cari yang sudah pernah bekerjasama sebelumnya. Nah, ini lebih baik daripada percaya penerbit indie yang belum dikenal sama sekali.
2. Jangan mudah terperdaya event dari penerbit indie dengan iming-iming murah atau gratis
Nah ini yang terjadi sama saya. Awalnya saya juga enggak pernah tau penerbit ini. Hanya karena ada penulis lain yang share perihal event ini tanpa tanya-tanya lebih lanjut ke penulis tersebut akhirnya saya percaya aja, main daftar aja. Akhirnya saya pun di kecewa 'kan dengan sangat dalam *uhuk. Maka dari itu, mulai sekarang jangan mudah terperdaya dengan event murah atau gratis ya karena belum tentu juga mereka siap atau sanggup untuk diamanahi berbagai macam sifat penulis loh. Apalagi kalau pemiliknya juga enggak bisa tahan kritikan wah pastinya kelar deh tuh usaha publishing-nya, ya enggak?
Jadi, ikut event dari penerbit indie yang memang sudah sering mengadakan event dan sudah sangat profesional dalam menjalin hubungan dengan penulis. Jangan ikut sendiri tetapi ajak penulis lainnya yang dikenal. Dengan begitu akan lebih mudah menganalisa apakah penerbit ini memang bagus atau tidak. Ya, setidaknya jika ada hal-hal yang tak baik teman sesama penulis ini bisa mencegah untuk tidak melanjutkan event dari penerbit indie tersebut.
3. Minta rekomendasi penulis senior untuk penerbit indie yang amanah
Tak ada salahnya jika kita ingin ikuti event ke penerbit indie atau memasukkan naskah ke penerbit indie, menanyakan dulu kepada penulis senior karena mereka biasanya sudah banyak pengalaman pahit di kepenulisan. Tanyakan dengan detail mana saja penerbit indie yang amanah. Dengan begitu kemungkinan kecil kamu terjebak dengan hal yang tak enak akan semakin kecil. Apalagi jika penulis senior ini akrab dengan yang punya publishing, wah, akan aman deh.
Jadi, ingat ya sebelum ikut event dan mengirim naskah tanya dulu ke penulis senior mengenai penerbit yang amanah dan pemiliknya baik hati serta tak mudah tersulut emosi saat ada kritik saran dari penulis, hehe.
4. Sebelum gabung event di penerbit indie tak ada salahnya tanya - tanya pada kontributor sebelumnya
Ada kalanya kekepoan itu perlu ditingkatkan. Untuk hal-hal seperti ini wajib sih, biar enggak salah ikutan event. Salahnya, saya enggak kepo dulu tuh pas ikutan event. Asal ikut aja dan akhirnya terjadilah hal yang tak diinginkan, hiks. Ya, pengalaman tersebut berharga banget untuk saya. Jadinya sekarang benar-benar aware mengenai setiap event penerbit indie karena enggak mau jatuh ke lubang yang sama. Duh, naudzubillah min dzalik.
Jadi, tingkatkan kepo saat akan mengikuti event penerbit indie yang dirasa belum dikenal namanya. Cari tau siapa saja yang sudah pernah ikutan event penerbit indie tersebut. Lalu, tanyakan kesan-kesan saat mengikuti event-nya apakah mereka amanah atau tidak.
Itulah empat tips yang bisa kamu terapkan untuk selalu hati-hati sama penerbit indie. Memang tak semua penerbit indie seperti ini tetapi tetap saja ya kehati-hatian harus supaya tidak dirugikan. Penting untuk selalu mencari tahu tentang penerbit indie saat akan menjadi kontributor atau pun mengirim naskah. Baiknya sih cari yang sudah terpercaya supaya masalah yang didapat lebih kecil dan pastinya amanah. Apakah ada sobat blogger yang mengalami kejadian tak enak seperti saya? Boleh dong share pengalamannya di kolom komentar di bawah ini ya. Semoga cerita saya dapat dijadikan pelajaran untuk kita semua.
Salam,
Ikut sedih mb
ReplyDeletePengalaman pada akhirny mengajarkan segalany y mb
Jadi inget jg pengalaman zaman itu
iyes tapi ya sudahlah ya hehe, jadikan pelajaran. Mba juga punya pengalaman seperti ini?
DeleteKalo dilihat diraba diterawang -apasih😆- yg teledor itu penerbit indienya klo datanya benee gk mungkin ad kesalahan spt itu 🤔,, btw thanks bangget infonya apalagi buat aq yg newbie didunia literasi
ReplyDeleteNice Share 😊
kirain yang dilihat diraba diterawang hanya untuk uang palsu yes, wkwkwk. Ya begitulah saya juga enggak paham kenapa mereka begitu hiks. Tapi ya anggep aja saya lagi apes hehe ~
Deletebermanfaat banget untuk saya yang penulis pemula gini..
ReplyDeletetapi pasti sakit banget itu ya, mbak...sedih sesedihsedihnya
tanpa pengalaman buruk kita enggak akan menjadi seseorang yang lebih baik mba hehe. Dengan begini kita jadi lebih hati-hati. Sedih sih, sakit malah. Tapi ya sudahlah ya jadikan pelajaran hehe.
DeleteIni nih yang buat saya kadang galau mau ikutan kelas nulis. Pernah punya pengalaman juga.
ReplyDeletecari yang sudah terpercaya yes, jangan yang abal-abal hehe. Pengalaman dimana nih? share dong ~
DeleteWah, info keren nih. Hati-hati juga harusnya. Waspadalah, waspada
ReplyDeleteAlhamdulillah semoga bermanfaat ya
DeletePengalaman adalah pelajaran berharga. Bukan cuman pilih penerbit, pilih yang lain juga kalau enggak kenal penyelenggaranya mending cari info dulu. Sip, terima kasih udah berbagi, Mbak Steffi
ReplyDeletebetul mba lia, sama-sama mba, semoga bermanfaat ya
Deletedan saya pun sekarang lebih teliti jika ada yang woro-woro antologi he
ReplyDeleteikut di estrilook aja dan GSM pastinya wkwkwk ~
DeleteSedih ya mb..kok ada penerbit teledor kayak gitu eh teledor apa sengaja yakkk🙄..harus waspada berarti ya. Baca artikel mb Epi ini seneng deh bermanfaat banget dan ada tips nya lagi..makasih ya mb
ReplyDeleteyah wallahu'alam sengaja atau tidak hehe, yang penting move on bun wkwkw, kudu hati-hati pokokna mah yak.
DeleteDedek sayanggggku, Allah pasti ganti yang lebih dan lebihhh baik
ReplyDeleteAllahumma Aamiin, makasih doanya buun ~
DeleteNice info, Mbak. Iyes, kudu banget tuh teliti dg penerbit indie yang mau ngadain event atau lomba. Secara sekarang buanyaak banget nama2 penerbit indie baru. Saya belum pernah sih ngikut event penerbit2 tsb karena merasa masih asing. Bukannya curiga, hanya jaga2. So, buku2 antologi saya ya terbitnya di penerbit yg lumayan dikenal lah. Saya ga ngebut ikut ini itu, asal penerbitnya bener dulu. Alhamdulillah, so far so good. Makasih sharingnya ya, Mbak :)
ReplyDeleteemang bun, kudunya begitu. Lebih baik ke penerbit indie yang sudah profesional dari pada coba-coba bikin nyesek hati hehe. Sip bun, sama-sama :).
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteWah, coba bisik-bisik sama saya siapa penerbit itu bun, wkwk. Wah keren banget bun udah bikin buku solo, saya baru rencana doang, tapi gak buat-buat, heu. Semoga lancar dan sukses bun buat buku solonyaaaa. Aamiin.
DeleteSepertinya saya dpt.meraba nama indie tersebut dwh...saya belum.pernah sih, tp ada 4 kali kirim.tulisan untuk antologi. Trus ga ada kelanjutannya, bak ditelan bumi..hahaha
ReplyDeleteAlhamdulillah buku solo saya yg sudah ditolak kanan-kiri, hanya dlm wkt 1 minggu semua beres & naik cetak. Kirim naskah, besoknya dikabari ok acc & selanjutnya ngurus perja jian kerjasama, naik.cetak..
Sabar ya Mba..semoga lancar percetakan buku2nya. S3mangat!!
Wah, coba bisik-bisik sama saya siapa penerbit itu bun, wkwk. Wah keren banget bun udah bikin buku solo, saya baru rencana doang, tapi gak buat-buat, heu. Semoga lancar dan sukses bun buat buku solonyaaaa. Aamiin.
DeleteTeteh sini bisikin ke aku nama penerbitnya dong. Hehee. Biar aku juga hati-hati. Soalnya sekarang banyak ya penerbit indie. Buat orang yang baru belajar nulis suka semangat klo diajakin nulis
ReplyDeleteboleeeh bun, ayo atuh kita bisik-bisik tetangga wkwk. Intinya bun, jangan langsung percaya sama rayuan maut mereka dan cari penerbit indie yang emang udah profesional bukan yang baru-baru.
DeleteTerima kasih mbak atas tips-tipsnya, jadi bisa lwbuh berhati-hati dalam memilih nantinya..
ReplyDeletesama-sama mba.
DeleteMakasih udh sharing kepedihan. Hiks...Emang rada gimana gitu sih kalo tulisan engga terbit.
ReplyDeleteSaya malah beda lagi. Ikut antologi, tapi PJ nya yg engga masukkan tulisan saya. Jadi...buku terbit, tapi tulisan saya engga ada. Trus...saya ditawarin ikut kelas berikutnya free, tapi beda tema. PJ nya ganti.
Lhaah harus mikir lagi dong. Malesin...
Amanah ternyata bukan cuma di penerbit, tapi PJ juga kudu amanah...hehe...
wah bun, dirimu lebih menyedihkan dibandingkan saya, heu. Bete banget begitu caranya duh, PJnya nyebelin banget yes. Semoga Allah ganti yang lebih baik ya bun. Aamiin.
DeleteTerima kasih sharingnya. Wah, jadi catetan penting nih, kalau mau bikin buku sendiri.
ReplyDeleteiya mba, sama-sama
DeleteMemang kalau kontributornya banyak, koordinasinya pun harus ekstra. Dulu waktu pernah jadi kontributor di proyek antalogi juga sempat ada keribetan gitu. Tapi alhamdulillah enggak sampai berujung uang dikembalikan dan bukunya enggak keterima sih. Sabar ya mbak... Semua ada hikmahnya :)
ReplyDeletewah kalo PJnya seperti bunda kayanya aman nih hehe. Iyap betul, setiap masalah pasti ada hikmahnya. Bismillah Allah ganti dengan yang lebih baik lagi. Aamiin.
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteAllahumma Aamiin, makasih bun.
DeleteNyesek banget bacanya. Saya belum pernah ikut event indie sih, cuma sama JA aja. Tapi tetep ya, perlu waspada juga. kalau bitread ya emang udah terpercaya Mbak. Aku udah bbrp kali kerjasama.Beres
ReplyDeletebetul bun, kalo mau cari aman mah, mending sama yang udah benar-benar terpercaya dari pada sakit hati kek saya gini wkwk. Sebel yes.
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeletewkwkwk, duh jadi nisa sabyan gini kita bun wkwkwk. Iyes, bun yang penting hati-hati aja yaa. Semoga kejadian saya tak terulang.
DeleteWaduhhh...pdhl udh ngarep pake bingit ya mb tuh buku gk nongol2. Smg bisa diambil hikmahnya Aamiin...
ReplyDeletengarepnya sampe kebawa mimpi bun, wkwkw. Tapi yoweslah, berkah buat saya insyaallah.
DeleteAku sudah kapok ikut antologi Mbak. Hiks. Yang terakhir padahal penerbit mayor tapi typo nya gila.Editing juga kacau. Bahkan kebalik nama penulis dan judul karyanya. Meski bukan punya saya. Padahal saya sudah terima PO, sampai malu jualnya. Padahal bukunya masuk Gramedia. Saya kecewa. Jadi swmwntara entah sampai kapan saya enggak mau ikut antologi lagi. Semoga buku solo saja nanti. Aamiin.
ReplyDeletewah ini mah parah bangeeet bun, kok bisa ya? sekelas mayor tapi kek gitu, duh panteslah bun kalo kapok. Semoga rasa sakit nyelekit di dada segera ilang ya bun dan mulai kembali menulis buku lagi, yuk barengan hehe.
DeleteWah jadi kepo penerbit yg mana sih? Soalnya sy sering ikut antologi, salah satunya pingin tau kualitas penerbitnya, hehe. Sejauh ini yg memuaskan sy ada beberapa sih. Jadi fokus nyelesain naskahnya aja dulu
ReplyDeletesatu buku kita bun di penerbit yang saya omongin ini. Eh, tapi sama orang gak ya, ingetnya ada nama Emmy Herlina soale hehe.
DeleteInfo yang sangat berharga mbak. Baca ceritanya jadi sedih, smg ttp semangat dan ada hikmahnya. Aamiin
ReplyDeletemakasih bun, siap tetap semangat kok sayah. Malah, tetap eksis bikin buku antologi hehe, tapi ke penerbit yang bener-bener TERPERCAYA :).
DeleteNyesek yaaa.. Kalo dibeginikan. Pasalnya nulis itu juga nggak mudah kan. :(
ReplyDeletebutuh riset, butuh waktu nulisNya, self editingnya. Pukpuk mbak ep.
Thank you for sharing :(
bangeeet mba, idenya aja bikin panas dingin, eh ternyata buku enggak sampe bikin makin demam wkwk. Tapi yowes gpp, ini pelajaran untuk lebih berhati-hati kedepannya hehe.
DeleteAku fokusnya ke lelaki hidung belang wkwkwk
ReplyDeleteah kamu mah fokus kesana mulu, minta banget di lamar *eh wkwk
DeleteAduh sedih bngt sih mba, rp berkali2 akubikut event indie, dipermudah sih. Tapi cukup beberapa kali aja aku ikutan indie, selain bukuku ga masuk toko buku, eh akunya ga tenar *plaaaaak
ReplyDeletewkwkwk, iyes kalo indie yang membuat kita tenar yes mba. Mending mayor bikin terkenal seindonesia, tapi saya belum punya buku di mayor tuh wkwk. Pantesan gak ada yang kenal saya *eh
DeleteHati-hati kalau nyari masalah sama penulis, bisa jadi tulisan dibaca ribuan orang kwkwk
ReplyDeletewkwkw, tapi nyatanya banyak bingits yang bikin masalah sama bunmuy yes, tinggal nunggu aja ditulis di blognya wkwkwkwk.
DeleteSore kak, salam kenal sebelumnya. Kak sy mau tanya kalau diimingi belajar nulis gratis selama 30 hari dr penerbit apakah Aman ya kak? Tp ditengah harus bayar 900 San gt untuk penerbit buku indie.
ReplyDelete