Belakangan ini saya lagi banyak project menulis. Alhamdulillah. Meski menyita waktu, tetapi hal itu menyenangkan buat saya. Apalagi memang menulis adalah salah satu hobi yang tak bisa ditinggalkan begitu saja. Tentu hal ini, membuat saya betah untuk di depan laptop. Asalkan kerjaan rumah sudah beres sih kalau enggak, bisa dicemberutin sama pak suami, wkwkwk.
Project menulis yang sedang saya kerjakan ini memang masih seputar buku antologi, ya. Saya pun menjadi salah satu PJ atau Penanggung Jawab untuk menulis buku antologi ini. Kali ini saya pegang 2 nubar (nulis bareng) sekaligus, loh. Sedikit pusing jika para kontributor menyelesaikan naskahnya lewat dari DL (deadline), haha.
Memang saya pegang project nubar (nulis bareng) dimana? Nah, saya jadi PJ di salah satu komunitas, yaitu Wonderland Family. Di komunitas ini juga punya publisher sendiri namanya Wonderland Publisher. Mau ikutan menjadi salah satu komunitas Wonderland Family? Ikuti kelas menulis berbayarnya dulu, ya. Nanti otomatis kok jadi member di Wonderland Family dan masuk grup whatsapp-nya yang super duper seru. Apalagi banyak project nulis bareng yang FREE! Wah, bikin kamu betah deh, saya aja betah malah sekarang naik kelas jadi PJ antologinya, hihi.
Baca juga Kesalahan Penulis Pemula Saat Kirim Naskah ke Penerbit Mayor
Tapi, sebelumnya saya sudah pernah menjadi PJ antologi dan kontributornya enggak banyak. Pas itu saya jadi PJ antologi untuk sahabat-sahabat menulis di suatu grup WA dan itu pun hanya 9 orang saja kontributornya. Saya belajar sendiri untuk jadi PJ antologi dan enggak ikutan kelasnya. Karena pas itu emang belum ada sih kelas jadi PJ antologi. Sekarang mah sudah banyak, ya. Bisa diikuti juga tuh buat belum percaya diri buat jadi PJ antologi.
Eits, kalau kamu masih maju mundur mau ikutan kelas PJ antologi bisa stay aja di sini aja dan baca sampai selesai tulisan saya ini. Insyaallah akan saya bahas tuntas bagaimana cara jadi PJ Antologi yang baik dan benar ala saya tapi, ya, wkwkwk. Yuk, langsung aja kita bahas. Ini ulasannya :
1. Mengetahui Apa Saja Ketentuan Menjadi PJ Antologi
Untuk menjadi PJ Antologi, tentu kita pun juga harus tahu apa saja ketentuannya. Ketentuan ini tergantung sih, kalau kita ikut sebuah komunitas biasanya mereka punya ketentuan sendiri dan itu wajib kita ketahui serta pelajari. Tapi, jika jadi PJ antologinya hanya sesama teman-teman dekat, ya biasanya sebagaimana kesepakatan bersama aja sih, hehe.
Tapi, selama ini saja jadi PJ di Wonderland Family, ketentuan menjadi PJ antologi adalah bisa membuat flyer (jika belum ada). Nah, membuat flyer ini bisa dibuat pakai canva. Banyak banget disana desain yang bagus.
Baca juga Merapel Tantangan Menulis di Blog dengan Mudah
Selain membuat flyer, seorang PJ juga harus bisa membuat ketentuan penulisan buku antologi yang harus disepakati oleh semua kontributor. Lalu, juga menentukan berapa minggu atau berapa bulan buku antologi ini bakalan dikerjakan. Dari mulai mencari tema, memilih tema, menulis, pengumpulan naskah, mempromosikan poster PO (Pre Order) buku antologi, hingga buku yang telah selesai cetak sampai kontributor dengan aman.
Itu semua syarat ketentuan menjadi PJ. Tugas penanggung jawab memang mengkoordinir pengerjaan buku antologi ini dari awal sampai akhir (buku sampai ke kontributor dan pembeli). Tapi, itu semua enggak sulit kok. Asalkan memang kamu suka melakukan pekerjaan ini dan mau belajar serius. Pasti bisa!
2. Percaya Diri
Harus percaya diri bahwa kamu bisa. Jika sudah bertekad dan yakin untuk jadi PJ antologi, jangan mundur, ya. Yuk, dicoba saja dulu. Enggak ada yang tahu apakah nanti kamu akan berhasil jadi PJ antologi atau tidak, jika tidak dicoba. Setidaknya kamu sudah punya rasa percaya diri dulu terhadap diri kamu sendiri. Kamu yakin, kamu bisa menjadi PJ antologi dan dapat menyelesaikannya dengan baik.
Baca juga Malas Menulis Hinggap? Tebas Saja dengan Cara Jitu Ini!
Minimal coba dengan sedikit kontributor dulu. Coba aja jadi PJ antologi untuk teman-teman kamu dan buatlah ketentuan penulisan yang telah kamu buat. Jika mereka semua setuju, tinggal ikuti semua jadwal yang telah kamu buat dan tagih naskahnya ketika mendekati DL (deadline). Insyaallah, mudah asal kamu percaya diri, ya.
3. Tak Bosan Menjadi Pengingat
Kadang ada beberapa kontributor kalau enggak dicereweti oleh PJ-nya, enggak bakal diselesaikan naskahnya, wkwkwk. Nah, ini mah kamu kudu sabar. Pasti ada setiap grup yang kontributornya suka sekali mepet DL ketika mengirim naskah. So, jangan bosan untuk jadi pengingat.
Kalau saya ketika jadi PJ. Setelah rilis ketentuan penulis dan semua kontributor sudah pilih tema yang mau ditulis. Besoknya naskah sudah saya tagih, hehe. Supaya apa? Supaya mereka sudah gercep (gerak cepat) untuk mencari sumber tulisan yang akan mereka tulis. Nah, sebagian dari mereka biasanya sudah mulai cari-cari bahan untuk naskahnya. Sebagian lagi nunggu mepet DL baru cari bahan naskahnya, haha.
So, jangan bosan setiap hari bawel di grup kontributor, ya. Dengan begitu mereka akan merasa bahwa grupnya tidak mati suri. Sehingga satu per satu kontributor pada kirim naskah deh. Intinya jadi PJ itu harus bawel di grup setiap saat untuk jadi pengingat mereka, agar segera kirim naskah.
4. Menyemangati Kontributor Setiap Saat
Enggak sedikit kontributor yang kadang malas untuk menulis naskah atau masih ntar sok ntar sok dalam mengerjakan naskah. Nah, ini tugas PJ nih. Agak berat memang, kadang PJnya aja suka kehabisan semangat. Ini malah kudu menyemangati orang lain, haha. Makanya, jadi PJ harus punya segudang semangat karena bukan diri sendiri doang yang harus disemangati tetapi kontributor di grup yang jumlahnya puluhan orang. Wow.
Baca juga Ketika Ide Kita Telah Diambil Orang Lain
Kalau saya biasanya setiap hari sengaja harus ada aktivitas di grup. Supaya para kontributor ingat bahwa ada amanah yang harus diselesaikan dengan saya, hehe. Biasanya di grup itu, saya suka update siapa saja yang sudah kirim naskah atau sekedar memberikan krisan (kritik saran) pada naskah yang telah selesai. Jika grupnya sepi sekali kek kuburan, maka saya bakalan menanyakan sudah sampai mana naskahnya. Biasanya abis itu grup ramai kembali dan beberapa orang bakalan share naskah yang sudah selesai, deh.
5. Tidak Mudah Menyerah di Tengah Jalan
Jangan menyerah jika sudah komitmen menjadi PJ antologi, ya. Ini sih yang harus diukur dari seseorang PJ pada dirinya sendiri. Coba tanyakan pada diri sendiri ketika mau jadi PJ antologi. Sanggup tidak untuk memegang amanah ini dari awal hingga akhir. Jika kamu tipe yang sulit untuk mengikuti jadwal yang telah ada, lebih baik tak perlu memaksa diri menjadi PJ sih. Tapi, jika kamu tipe yang suka dengan hal yang rapi dan teratur dengan jadwal. Monggo segera ambil seat untuk jadi PJ.
Bayangkan aja kalau ada PJ yang menyerah di tengah jalan. Bagaimana nasib kontributornya? Sudah pasti bubar jalan. Kan, kasihan yang sudah kirim naskah jika tiba-tiba PJ-nya enggak sanggup di tengah jalan. Jadi, sebelum menjadi PJ Antologi kamu bisa ukur kemampuan kamu dulu. Itu semua bisa terlihat dari kamu sebagai kontributor ketika menyelesaikan naskah loh. Apakah kamu itu tipe yang memang tetap semangat hingga akhir atau mundur tengah jalan?
6. Komitmen dengan DL yang Sudah Disepakati
Tidak hanya kontributor saja yang harus komitmen dengan DL tetapi sebagai PJ pun juga harus punya komitmen ini. Biasanya DL sudah jelas terpampang nyata pada ketentuan penulisan. Terkadang nih, sudah sifat kontributor (sebagian sih) untuk mepet mengerjakan naskah pas DL. Eh, qadarullah ada aja masalah yang membuat beberapa kontributor akhirnya lewat DL mengerjakan naskahnya. Nah, loh. Kalau sudah begini biasanya akan ada perpanjangan DL.
Baca juga Seluk Beluk Proses Naskah Kamu di Penerbit Gema Insani
Perpanjangan DL sebenarnya enggak masalah sih, asalkan tidak ada perpanjangan kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Kalau begitu mah keburu lewat umur baru beres naskahnya, haha. Intinya kasih perpanjangan DL sekali masih wajar. PJ pun harus tegas dan mulai wanti-wanti jika sudah perpanjangan DL yang pertama ini.
Jika perlu japri (jaringan pribadi) satu per satu kontributor untuk ditanyakan naskahnya. Jika sudah masuk perpanjangan naskah pertama biasanya saya sudah siap-siap nih kasih tanda. Mana saja kontributor rajin dan komitmen. Nah, untuk kontributor yang selalu kelewat DL, ya mohon maaf masuk ke list kontributor tak komitmen. Jadi, pas ada nubar lagi PJ punya catatan siapa saja kontributor yang pantas ikut nubar selanjutnya. Buat kontributor yang sering mepet ngerjain naskah, hati-hati, ya! Hoho.
7. Memiliki Pengetahuan Tentang Menulis
Minimal sudah punya beberapa buku antologi untuk jadi PJ. Ini penting karena, jika belum pernah ikut menjadi kontributor bagaimana tahu seluk beluk penulisan antologi ini? Minimal kita bisa belajar dari PJ antologi sebelumnya. Bisa kita pelajari satu per satu hingga kita pun bisa naik kelas menjadi PJ juga, begitu.
Selain itu, sudah mengerti juga cara menulis naskah yang rapi seperti apa. Misal, jika antologi yang akan ditulis berupa cerpen. Tahu bagaimana menulis dialog, tanda bacanya seperti apa dan paham tata penulisannya. Itu salah satu dasar pengetahuan PJ untuk nanti memberikan krisan (kritik saran) pada tulisan kontributor.
Nah, jika mau naik kelas jadi PJ antologi. Yuk, mulai sekarang rajin untuk memperluas wawasan mengenai tulis menulis. Insyaallah, dengan banyak pengalaman menulis jadi semakin paham dan tulisannya jadi semakin berbobot isinya. Setelah itu, jangan ragu untuk daftarkan diri jadi PJ antologi, ya.
8. Bisa Menjadi Editor
Jika mampu menjadi editor yang sesungguhnya, bagus. Ini nilai plus. Tapi, jika tahu sekedar saja minimal PUEBI dan enggak malas kepo atau buka-buka kamus penulisan bahasa Indonesia, ini sudah cukup kok. Karena saya pun juga enggak jago-jago banget untuk jadi editor ini. Kadang banyak khilaf-nya, haha. Buat saya menulis lebih gampang, dibandingkan cari kesalahan penulis, heu.
Baca juga Tips Lolos Editorial Bersama Editor Sygma Publishing
Ini bisa dipelajari pelan-pelan sih. Ketika ikut menulis menjadi kontributor, bisa sekalian self editing tulisannya. Lalu, cari tahu kesalahan apa saja pada tulisannya. Nah, pelan-pelan buka lagi PUEBI-nya untuk cari kesalahannya. Dengan begitu kamu akan terbiasa dan bisa naik kelas deh jadi PJ. Yuk, semangat jadi editor-editoran, *eh.
9. Jadilah PJ yang Menyenangkan Tetapi Tegas
Kalau kata kontributor, saya tuh orangnya kelewat semangat ketika jadi PJ, wkwkwk. Padahal mah niatnya mau jadi PJ yang menyenangkan. Setiap hari padahal nongol nagih naskah *eh itu mah ngeselin bukan menyenangkan, ya, wkwkwk.
Intinya jadi PJ antologi jangan terlalu kaku. Santai aja gitu, sapa kontributornya baik-baik. Setiap pagi disapa dan diingetin naskahnya sudah sampai mana. Tanya kesulitan mengerjakan naskahnya apa, kenapa naskahnya sampai enggak beres-beres, haha. Pastinya juga berikan contoh-contoh naskah jika kontributornya masih belum paham sama naskah yang ditulis di ketentuan penulisan.
Ketika sudah mendekati DL, PJ kudu tegas tagih naskah, ya. Untuk kontributor yang senang banget kumpulin naskah lewat DL. Silahkan japri saja dan tanya kendalanya apa. Bicarakan baik-baik supaya bisa segera menyelesaikan naskahnya. Intinya, be humble person di grup tapi naskah juga bisa selesai sesuai dengan waktunya.
Baca juga Belajar Fiksi Mini, Yuk!
10. Jago Merekap Naskah dengan Rapi
Sudah punya skill ini belum? Jika belum coba kuliah dulu dan bikin skripsi, biar jago nyusun naskah serapi skripsi *lah, wkwkwk.
Seorang PJ antologi tidak boleh bingung ketika menyusun naskah yang masuk. Ketika semua kontributor sudah mengirim semua naskahnya, tugas PJ masih ada loh. Yaitu, merekap naskah dengan rapi dan cakep. Nah, menjadikan satu naskah ini harus di cek kembali satu per satu naskah kontributor yang sudah kirim. Jangan sampai masih ada yang salah format dan ada yang ketinggalan naskahnya.
Untuk itu, PJ harus teliti dan mengecek dengan sabar satu per satu. Menyusun ke Microsoft Word semua naskah hingga menjadi satu buku. Susunan naskah ini biasanya terdiri dari :
- Judul
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Isi Naskah
- Biodata Penulis
Baca juga 7 Skill yang Harus Penulis Punya, Selain Skill Menulis Pastinya
Nah, kira-kira dari pembahasan di atas adakah yang sulit untuk kamu terapkan? Jika belajar pelan-pelan pasti bisa, kok. Coba aja dulu menulis buku dengan teman-teman penulis yang sudah dekat dan kamu yang jadi PJ antologinya. Intinya mah, practice make perfect. Semangat, ya! Semoga tulisan saya kali ini bermanfaat untuk kamu yang ingin menjadi PJ antologi.
Salam,
Kereeeen ... Akutuh salut pada semua PJ antologi yang mampu menghadapi berbagai macam karakter penulis. Salut.
ReplyDeleteJadi PJ buku antologi memang gak mudah ya. Kalau gak cerewet mengingatkan, itu naskah gak selesa-selesai. (ngomong sambil ngaca) wkwkwk
ReplyDeleteHahaha yang pengalaman jadi PJ.
DeleteUdahlah bagian tukang tagih, terus dapat naskah yang Masya Allah bikin mengelus dada wkwkwk
Sabar Yo, mbak hihihi
Memang gak mudah jadi PJ. Alih2 mau ngingetin jadinya bawel di grup, eh tapi ada aja member yg singut heheh
ReplyDeleteWah, aku tuh salut sama teman-teman yang tahan banting menjadi PJ Antologi. Mereka tuh mesti ekstra sabar lho menghadapi kelakuan para kontributor yang demen nulis dan nyetor tulisan mepet DL, apalagi pakai acara minta perpanjangan segala. Aku tahu banget karena beberapa kali ikutan menulis di antologi dan aku salah satu pelakunya, wkwkwk ...
ReplyDeleteTapi jadi PJ itu punya kesempatan belajar yang guede banget ya, Mbak. Mana bisa baca naskah duluan pula dibandingkan yang lain. Eh, malah jadi sirik begini, hahaha ...
Semangat, Mbak Stef. Ah, pasti grupnya Mbak Steffi mah cinta banget sama PJ-nya.
Pernah ikutan nulis antologi. Gak tahu kapan bakal diterbitin. Hehehe... Mungkin perlu belajar juga jadi PJ, nih
ReplyDeleteOh ternyata tanggung jawab PJ itu berat juga ya. saya baru sekali diajakin menulis buku antologi. sempat tidak percaya diri karena belum pernah menulis dan dibukukan sebelumnya. jadi pingin belajar lebih banyak nih cara menulis dari mbak steffi.
ReplyDeleteJadi pj antologi harus tangguh ya....kalo udah dapet kepercayaan sekali dan berhasil...insya Allah kedepan dipercaya untuk jadi pj lagi
ReplyDeleteYuni ikut jadi kontributor antologi sih baru beberapa kali. Itu pun cerpen-cerpen aja. Hehehe
ReplyDeleteJadi PJ naskah antologi tuh harus banyak stok sabar, sabar ngingetin, sabar kasih info, sabar jawabin sesuatu yg sebenarnya udah disampein sejak awal
ReplyDeleteSetuju banget ini. Peserta tuh kadang malas manjat buat cari info yang sebenarnya sudah dibagikan. Tanya lagi, tanya lagi. Belum lagi saat mepet DL minta perpanjangan waktu melulu, hihihi ...
DeleteKeren banget kak. Ini kayaknya jadi PJ itu ga mudah ya, banyak tantangannya juga. Semangat terus kak.
ReplyDeleteAku tahun lalu rajin banget ikut antologi. Belakangan lagi engga semangat. Kapok gabung dengan grup yang kontributornya yang engga komitmen. Tapi kaaan engga tahu, siapa aja yg engga komit. Padahal aku selalu tepat waktu. Yawda...sementara rehat dulu deh dari antologi. Hehe...Semangat yaaa jadi PJ. Semoga sabar nagihin naskah-naskah...
ReplyDeleteSeru deh baca pengalaman dan tips mbanya jadi PJ buku antologi. Kalau aku dari dulu enggak pede jadi PJ mbak. Aku anaknya pemalu terus nggak tegas, paling ikutan aja jadi peserta kalau ada lomba cerpen dijadikan buku antologi ehehe.Nama komunitasnya keren ih Wonderland Family :)
ReplyDeleteSaya beberapa kali jadi PJ buku Antologi, Mbak. Tapi buku anak. Dan memang benar semua yang Mbak tuliskan di atas. Termasuk harus bawel nagih naskahnya. Soalnya ada yang lelet, bahkan lewat DL masih belum setor. padahal telat 1 saja, maka menghambat yang lainnya. Semangat terus jadi PJ buku antologi, Mbak.
ReplyDeletePJ antologi, jadi ingat beberapa kali pernah ikut project menulis antologi tapi belum pernah jadi PJ. tugasnya lumayan ya dan harus serba terkontrol hingga buku naik cetak, mau mulai nulis-nulis lagi dulu eh :3
ReplyDeleteHuwaaa pengalaman yang seru sekali. Wah, komunitas menulis Wonderland ini saya baru tahu lho. Jadi pensaran. Pengen deh bisa bergabung.
ReplyDeletewah sepertinya susah juga ya mba :( saya msh blum bisa sepertinya
ReplyDeleteUntuk saat ini ipeh masih tertarik jadi peserta aja, Kak. Soalnya pernah segrup sama yang susah ditagih hehe... Jadi rada mager harus nagih nagih :D. Tapi, ini bisa jadi masukan kalo pas disuruh jadi PJ.
ReplyDeleteAku acung tangan deh sebagai kontributor yg suka mepet ngerjain naskah di komunitas ku hahahaha
ReplyDeleteMalah kadang lewat huhu
Abis mendadak jeniusnya menjelang DL mbakkk wkwk, padahal kadang udha mulai coba nulis dari awal tapi tetap aja selesai nya lama ahahah..
Sepertinya seru2 menantang gitu, saya tertarik ikut jadi kontributornya dulu aja deh. Belum sanggup kayaknya kalo jadi pj, jam terbang nulis masih harus ditingiin dulu. Hehe..
ReplyDeleteHahaha. Jadi kebayang beratnya menjadi PJ. Dulu aku jadi PJ mata kuliah aja rempong ingetin teman-teman sekelas, apalagi ini PJ buku. Huhuhu. Semangat yaaa mba.
ReplyDeleteMenjadi penulis apalagi PJ alias penanggung jawab, sekilas terlihat sepele. Tetapi di balik pekerjaan "yang cuma ngecek-ngecek aja" dan nyusun jadwal ini beneran tidak mudah, karena termasuk salah satu kunci keberhasilan dalam penerbitan buku.
ReplyDeleteWah ternyata jadi PJ antologi berat juga ya. Kudu bisa ngedit,ngerekap naskah, sekaligus desain gratis.
ReplyDeleteYes, salam semangt dari PJ seberang hihihi. Dari dulu mau ikut menulis di wonderland masih batal gara-gara kesibukan yang lain, semoga kapan-kapan bisa join��
ReplyDeleteWah..seru ya jadi PJ antalogi ya kak... btw kapan ada antalogi lagi boleh ikutan dong kak...hehehe
ReplyDeleteKeren banget mb, ga banyak yang bisa komit untuk hal ini yaaa, semoga sukses teruuss, jd pengen nanya hal lain deh aku tuh pemula hahahah, itu banner2 grup dbuat satu ganti2 gimana caranya ya mb hihi
ReplyDeleteJadi inget kemarin pernah jadi PJ antologi dari komunitas. Dan itu pusingnya bukan main. Hehe. Tapi seru juga. Dan bener banget. PJ itu pengingat bagi kontributor. Hehe. Gak sekadar ngumpulin aja.
ReplyDeleteMantap ini ilmu dan pengalamannya.
ReplyDeleteKalau saya, hihi... Nggak sanggup mbak. Apalagi urusan mesti rajin mengingatkan dan rajin nagih naskah.
Hai Mbak!
ReplyDeleteSaya salah satu yang di-PJ-in mbak Steffi di nubar Ramadan tahun ini. Nomor 9 itu mbak banget, menyenangkan dan tegas, yuhuiii...proud of you.
Keren mbak Steffi tips menjadi PJ-nya
ReplyDeleteSaya belum pernah punya pengalaman sebelumnya.
Kalau jadi kontributor sih sudah
Di Wonderland Family juga
Semoga sukses untuk projectnya yaa
jadi PJ tanggung jawab nya besar juga ya harus menjadi kontributor sekaligus pengingat juga. tai seru juga loh jadi PJ. Semangat buat para PJ hehe
ReplyDeleteJadi PJ itu tantangan ya, Mbak. Pastinya bakal banyak pengalaman baru terutama dalam menyikapi berbagaikarakter peserta.
ReplyDeleteSaya pernah jadi PJ Buku Antologi, itu benar-benar susah, terutama saat harus mengecek naskah yang masuk dan sebagainya. Benar-benar menyita waktu ya Mbak, tapi tentu ada pelajaran atau hikmah yang bisa diambil juga
ReplyDeleteKalau saya masih suka nulis di blog saja. Nulis buku nanti kalau goal dari blog sudah tercapai. Pasti ada kebahagiaan tersendiri saat karya kita berjejer di toko buku. Gak sabar menanti pokoknya :)
ReplyDeletePengen suatu saat pnya tulisan yg ada di buku antologi..pasti keren ya krna bisa mengimspiy bnyk orang dari tulisan kita .
ReplyDeleteWaahh, kalau PJ nya seperti Mbak Steffi mah sata yakin kontributornya pun bakalan semangat terus mengerjakan projectnya dan bisa selesaiin DL tepat waktu :)
ReplyDeleteMantap bu PJ. Mbak steffi mah PJ terkeren selama aku ikut antologi. Sukses selalu yaaa
ReplyDeleteMenakjubkan. Jadi PJ itu amat sangat ga mudah, ya. Paling berat yang harus asik, tapi tegas. Saya orangnya ga tegaan. Hix. Seru bgt itu grupnya. Jadi kepo. Hehehe
ReplyDeleteSeru ya jadi PJ kayanya. Tapi diriku baca antologi dan punya aja belum. Jadi kepo dan pengen ikutan join buat antologi. Thank you ya mba artikelnya
ReplyDeleteIlmunya sangat bermanfaat mba, next time bisa saya praktekkan. Sekarang saya sebatas jadi kontributor dulu, hehehe...
ReplyDeleteNamanya jadi PJ, PJ apapun pasti berat ya.
ReplyDeleteTapi kayaknya jadi PJ buku antologi lebih berat. Selamat ya atas suksesnya menjadi PJ Antologi ... Keren.
Kalau saya mah ga sanggup. Saya lebih suka jadi PJ yang aktifitasnya langsung kelihatan & bisa terukur.
Aku belum sanggup. Masih banyak kekurangan. Nulis sendiri aja mepet DL terus. Malah ada yang lewat DL. Salut deh sama Mbak. Terus berkarya ya Mbak.
ReplyDeleteWah PJ keren ini mah...disiplin banget, project bisa kelar sesuai jadwal. Dan para kontributor belajar juga kalau plan itu buat suksesnya project tepat waktu dan bukan untuk dibilag nanti dulu :D
ReplyDeleteKalo udah lewat DL dan kontributor janji akan segera mengumpulkan naskah tapi masih blm dikirim juga bahkan setelah perpanjangan DL, gimana kak? Ditinggal kah? Mau nunggu sampe kapan soalnya... hehe
ReplyDeleteWah saya jadi tertarik dengan Wonderland Family ini, berarti kalau gabung di sana kemungkinan besar tulisannya bisa terbit ya Mbak? Btw keren nih mbak bisa jd PJ antologi , meski agak repot tapi jadi pengalaman yg berkesan juga ya
ReplyDeleteMenjadi PJ ternyata banyak juga tugasnya, ya Mbak.
ReplyDeleteSaya dulu, jadi kontributor nulis bareng. PJ saya, baikkkk bgt, tapi tegasnya haduh.. 100 deh. Dr situ saya paham, jd PJ nulis itu ngga bisa main2
Nah ini, aku lagi pertama kali ini. Makasih ya Kak sudah berbagi.
ReplyDeleteMantabs! Terima kasih sharing mba Steffi
ReplyDeleteBaca ulasannya mbak Steffi, berat banget ya menurutku menjadi PJ buku antologi. Apalagi bagian yang harus mencereweti orang. Kudu banyak sabar dan tetep gigih
ReplyDeleteWah aku pernah jadi pic buku antologi. Kerjaannya nagihin naskah. Hehe. Ada yang tiba2 mundur menjelang deadline. Langsung blacklist deh apapun alasanny
ReplyDeleteberapa biaya kelas berbayarnya kak?
ReplyDeleteSalah satu soft skill yang diasah selama menjadi PJ buku antologi adalah kesabaran.
ReplyDeleteKa.. gimana sihj cara gabung di group Wonderland familynya.. 😊
ReplyDeleteMin, mau join di group wonderland family dong
ReplyDelete