Berumah tangga itu banyak sekali yang harus diurus, ya. Bukan hanya perihal beberes rumah saja seorang istri itu harus bisa, tetapi mengelola keuangan pun kudu wajib musti harus bisa. Buat saya keuangan itu hal yang krusial banget dalam rumah tangga. Jika tak dikelola dengan baik. Wah, bisa-bisa perang dunia ketiga deh, haha.
Awal-awal pernikahan dulu saya sama suami tak begitu aware sama masalah keuangan ini. Walaupun saya tipe orang yang sangat hemat banget untuk mengeluarkan duit. Maklum, dulu diajarkan sama orangtua setiap mau beli apa-apa itu harus menabung. Nah, sampai segede ini juga masih suka menabung meski cuma uang koin. Maka dari itu, ketika menikah saya sempat kaget karena saya sama suami merasa "cukup" punya tabungan padahal mah menjadi hemat itu tetap harus dilakukan, kan?
Nah, setelah di pikir-pikir merasa banget awal pernikahan tuh terlalu boros dan banyak uang aneh yang tiba-tiba hilang. Bukan diambil tuyul sih, tapi emang kami aja suka jajan tapi enggak tahu jajan apa tiba-tiba uang habis. Duh, parah banget emang. Untung setelah itu kami berdua dapat hidayah. Alhamdulillah, Allah berikan jalan untuk kita sadar lebih cepat sebelum terlambat, haha.
Baca juga Bingung Memilih Sekolah Anak yang Tepat? Coba Renungkan Ini Bunda
Akhirnya, kami mulai mencatat setiap pengeluaran. Meskipun baru sekarang banget itu diterapkan. Pas di awal agak kesulitan saya. Padahal nih pas zaman saya kerja dulu, sudah terbiasa uang tuh langsung dibagi-bagi per pos supaya lebih irit ketika mau belanja. Ternyata pas menikah tuh, tidak semudah itu Fernando Hose, wkwkwk. Iya, setelah menikah pos-pos keuangan itu lebih sulit karena dikelola berdua. Kalau tidak ada kesepakatan bersama untuk sama-sama irit, ya akan sulit mengatur keluar masuknya uang tersebut.
Namun, saya punya solusinya sekarang. Setelah berkutik berhari-hari mencari cara untuk irit bin hemat, please ini bukan pelit, wkwkwk. Akhirnya ada beberapa hal yang perlu saya lakukan. Mau tahu caranya? Simak ulasannya berikut ini :
1. Memiliki Lebih dari 1 ATM
Menurut saya ini penting sih, jadi kita bisa bagi-bagi per pos mana ATM untuk menabung dan mana ATM untuk kebutuhan sehari-hari. Saya hanya punya 1 ATM dan suami punya 2 ATM. Kedua ATM suami ini sudah dibagi per pos, yang satu untuk kebutuhan sehari-hari dan yang satu untuk menabung. Untuk menabung tiap bulan saya memberikan budget 20%-30% dari gaji suami untuk ditabung di ATM satunya. ATM yang biasanya untuk transfer gaji, kami gunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Baca juga Ketika Bapak Berbagi, Hanya Ikhlas yang Ia Tanamkan
Sedangkan ATM saya khusus untuk kebutuhan saya pribadi, jadi saya dapat jatah dari suami setiap bulan yang pasti akan di transfer di ATM saya. Untuk kebutuhan sehari-hari kami berdua ada di ATM suami yang dikhususkan untuk kebutuhan sehari-hari, tanpa mengganggu ATM saya *ini menyenangkan buat saya, sih, haha.
ATM yang difungsikan sebagai tabungan, tidak kita otak-atik sama sekali kecuali urgent. Misal orangtua sakit, kami sakit, dan kebutuhan urgent lainnya. Namun, ATM ini juga bisa digunakan untuk menabung dengan jumlah besar dengan nominal uang puluhan sampai ratusan juta. Misal untuk pergi haji, umroh, membeli rumah atau membeli mobil. Intinya harus punya ATM yang difungsikan sebagai tabungan, prinsip saya dan suami begitu.
Intinya sih saya dan suami tau diri aja gitu, kemampuan kami seberapa untuk kebutuhan gaya hidup. Sebenarnya rezeki yang kita miliki, cukup sekali untuk hidup tetapi selalu kurang untuk gaya hidup. Nah, makanya kalau hanya sekedar untuk gaya hidup, kami sebisa mungkin tidak mau ikut arus dan sederhana saja yang penting semua tercukupi.
2. Komitmen Bersama Pasangan
Terkadang karena tak adanya komitmen ini yang menimbulkan perang dunia dalam rumah tangga. Perihal ekonomi dalam rumah tangga itu hal yang sangat krusial bangeeet. Jadi, kita harus bisa nih komitmen bersama pasangan. Ya, kan berumah tangga isinya bukan kita sendiri tetapi juga ada pasangan. Nah, jangan dicuekin pasangan masalah keuangan ini.
Baca juga Mendidik Anak Agar Mandiri dari Seorang Onty
Bicarakan baik-baik. Bangun komunikasi dengan kepala dingin. Bagus lagi kalau lagi mood keduanya oke, lebih mudah lagi membicarakan keuangan bersama pasangan.
Jika kesepakatan dalam keuangan bersama pasangan ini sudah dapat dan keduanya mau lebih hemat bin irit. Wah, pasti akan lebih mudah menjalankannya karena akan saling mengingatkan nantinya. Ketika salah satunya kehilangan arah jalan lurus dan memilih berbelok, sebagai pasangan harus mengingatkan komitmen yang dibuat. Insyaallah, pasangan pun jadi paham.
Yuk, bangun komitmen bersama pasangan untuk masalah keuangan ini. Supaya bisa lebih baik keuangan kita dan tak mudah boros lagi. Sayangkan jika hanya membesarkan gaya hidup saja padahal untuk kebutuhan hidup sebenarnya lebih dari cukup loh. Mari bijak bersama pasangan dalam penggunaan keuangan rumah tangga.
3. Mencatat Setiap Pemasukan dan Pengeluaran Secara Detail
Tugas saya sebagai istri ini nih salah satunya. Kata suami, saya bendahara keuangan sekaligus sekretaris dan wakilnya. Banyak ya jabatan saya di rumah tangga ini, wkwkwk. Tapi demi suami tercinta apa sih yang tak dilakukan *eaaa, yang jomlo jangan baper, wkwkwk.
Buat saya yang terbiasa membagi per pos keuangan dari zaman kerja dulu, enggak terlalu sulit sih. Meski kadang suka terlewat karena suami lupa laporan ke saya perihal uang yang telah dia gunakan, haha. Makanya setiap dia pulang kerja saya bakalan interview sampai dia pening sendiri inget-inget itu uang pada kemana aja, wkwkwk.
Baca juga Ibu Rumah Tangga atau Ibu Bekerja?
Sebenarnya paling aman setiap mengeluarkan uang tersebut, suami langsung lapor ke saya. Tetapi, terkadang dia lupa. Makanya sampai rumah akan saya tanyakan ulang lagi. Demi mencatat pemasukan dan pengeluaran uang secara detail. Awalnya merasa capek juga, tapi lama-lama terbiasa kok dan jadi rutinitas aja kek makan, minum, mandi, dll.
So, jangan malas untuk mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran secara detail, ya. Kalau saya hal-hal yang pengeluarannya besar didahulukan seperti cicilan rumah, menabung, dll. Jadi, sisanya tinggal mencatat yang pengeluarannya kecil-kecil saja.
4. Gunakan Aplikasi Financial Planner di Handphone
Ini sangat berguna loh. Meski beberapa hal saya tetap catat secara manual, haha. Karena di financial planner di aplikasi handphone belum ada yang lengkap untuk aplikasi gratis. Mau yang pro sayang duitnya, karena emang belum ada buget-nya. Jadi, saya tidak memaksakan diri, sih yang masih bisa pakai di aplikasi handphone tetap saya gunakan.
Ada dua aplikasi yang saya download di iphone saya, yaitu Spending dan Piggy Bank. Untuk aplikasi Spending ini isinya pos-pos kebutuhan sehari-hari. Sedangkan Piggy Bank isinya tabungan yang sudah berhasil dikumpulkan.
Seperti yang telah saya bahas diatas (nomer 1) bahwa ada 2 ATM untuk kebutuhan sehari-hari dan menabung. Maka, untuk mengecek keduanya saya menggunakan dua aplikasi ini untuk mengecek berapa saja uang yang keluar dan masuk di ATM. Untuk itu saya selalu interview suami untuk dicocokkan di kedua aplikasi tersebut. Jangan sampai ada yang missed. Kalau pun ada, jadi pelajaran untuk kedepannya tidak seperti ini lagi.
Baca juga Pilih Melahirkan Normal atau Caesar?
Tak ada salahnya mendownload aplikasi financial planner di handphone, karena benar-benar sangat membantu sekali, loh. Banyak pilihan kok untuk aplikasi ini, jadi pilih saja yang benar-benar nyaman untuk kita.
5. Kelola Setiap Pos Keuangan dengan Teliti
Yap, harus banget ini teliti supaya tak ada yang kelewatan atau sampai ada uang hilang tanpa jejak. Huft, bikin pusing kepala berbie kalau sampai ada yang tak sama antara catatan pengeluaran dan real pengeluarannya.
Selain, menggunakan aplikasi di handphone saya juga catat manual loh. Iya seniat itu saya supaya tak ada yang kelewat, haha. Biasanya di aplikasi handphone hanya pos-pos sebagian besar saja yang bisa dicatat tapi di untuk anakan pos-pos biasanya tak bisa dicatat. Nah, hal ini nih yang membuat saya harus mencatat manual lagi.
Misal :
Untuk uang makan suami di kantor 500 ribu dalam sebulan. Berarti sehari dikeluarkan sekitar 20.000 - 25.000 saja setiap senin sampai jumat. Tapi, di aplikasi hanya bisa menuliskan 500 ribu uang makan tidak bisa dibuat perhitungan lagi untuk pengeluaran sebenarnya. Padahal kadang suami makan di kantor cuma 15 ribu atau 23 ribu.
Akhirnya saya pakai manual deh, untuk detail setiap pos-nya supaya tidak ada yang over budget. Meski agak ribet tapi yang penting aman dan bisa terus diawasi dengan baik.
6. Kurangi Hasrat Belanja atau Makan di Tempat Mahal
Namanya manusia pasti punya keinginan belanja atau makan ditempat yang mewah. Ya, sesekali boleh lah kalau bonus turun. Tapi kalau setiap hari, tentu BIG NO! Hehe. Biarin dah di kata kagak gaul, enggak masalah. Paling penting apa-apa tetap tercukupi dan punya tabungan yang nantinya bisa membantu di kemudian hari.
Memang saya sama suami tuh suka banget jajan, tapi untungnya bisa di rem dengan makan di kaki lima yang penting kenyang, haha. Enggak perlu harus makan ikan, ayam, atau daging tiap hari. Kadang pakai telor atau tahu atau tempa aja senang banget yang penting, ya itu, kenyang, haha.
Baca juga Resep MPASI ala Artis Mamah Muda Tanah Air
Bagi saya dan suami mah untuk menikmati hidup, tak selalu makan di tempat mewah tetapi dengan siapa yang mendampingi kita ketika makan. So, makan sama tahu dan tempe aja nikmat banget karena makannya bareng pasangan tercinta *eaaa, yang jomlo mohon bersabar ini ujian, haha.
7. Menabung Untuk Membeli Barang yang Mahal
Memang saya sama suami sudah punya satu ATM untuk menabung, tetapi untuk membeli barang yang harganya mahal itu beda menabungnya, haha. Karena tujuan tabungan di ATM kan bukan untuk beli barang-barang mahal. Jadi, ya, tau diri aja sih bukan lahir dari orangtua yang tajir melintir. Menikmati aja kalau beri barang mahal yang kudu menabung.
Misal kami mau beli handphone baru atau laptop baru yang harganya sekitar 3 juta sampai 5 juta. Maka, dari kebutuhan sehari-hari itu kami akan sisihkan uang sekitar 100 ribu - 300 ribu dalam sebulan untuk dimasukkan celengan biasa. Ketika terkumpul baru deh beli handphone atau laptop yang diinginkan. Itu juga budget tidak lebih dari 5 juta.
Atau bisa juga menabung dengan uang 20 ribu. Setiap punya uang 20 ribu tidak dibelanjakan tetapi di tabung. Sampai tercapai nominal yang diinginkan, lalu beli deh kebutuhan yang diperlukan tersebut. Insyaallah bisa dan mudah.
Begitu cara saya akhirnya bisa punya handphone baru, untuk laptop baru masih on the way menabung. Jadi, bersabar sama laptop jadul ini. Semoga laptop saya ini tetap semangat menemani sampai akhirnya tabungan saya tercukupi. Aamiin.
8. Bersyukur dengan Apa yang Dipunya
Memang bersyukur adalah salah satu cara, agar Allah mudahkan rezeki kita. Namanya kehidupan pasti ada saja kan hal-hal yang ingin kita realisasikan. Mau punya rumah, mau punya motor baru, mau punya mobil baru, mau umroh, mau pergi haji, atau mau keliling dunia. Itu semua duitnya tidak sedikit. Nah dengan bersyukur kita tak pernah tahu, siapa tahu Allah mudahkan dengan tiba-tiba dapat gratis pergi haji misalnya. Masyaallah.
Intinya, kita sebagai manusia yang memiliki agama harus selalu bersyukur dengan segala rezeki yang telah Allah berikan. Tetap sederhana terhadap gaya hidup dan jangan lupa juga untuk selalu berbagi kepada sesama. Insyaallah dengan begitu Allah mudahkan selalu rezeki kita. Aamiin
9. Saling Intropeksi Diri dengan Pasangan
Jangan saling menyalahkan ketika ada over budget. Coba saling cek data pengeluaran dengan hati-hati dan ketika lupa bisa saling menasehati dengan baik. Intropeksi diri itu penting loh. Namanya manusia tempatnya khilaf, pasti ada aja yang terlupa. Intinya saling memaafkan jika terjadi hal yang tak sesuai rencana keuangan di awal.
Dengan begitu, pasangan pun tak merasa dihakimi. Nanti, jadi perang dunia kalau saling serang. Kan serem. Hidup kita sudah banyak masalah jangan sampai ditambah adanya perang dunia ketiga *lah kok omongannya ngalor ngidul, wkwkwk.
Baca juga Anak Sehat Bunda Bahagia
Intinya, cobalah saling merangkul satu sama lain. Kelebihan kita menutupi kekurangan pasangan. Janganlah bosan untuk saling intropeksi, karena permasalahan keuangan ini memang tak mudah kok. Terus semangat melakukan trial and error, karena enggak semua rumah tangga sama dalam menangani keuangan.
Nah, itu tadi beberapa hal yang saya dan suami lakukan untuk menjaga keuangan kami lebih aman dan tak mudah habis. Memang sih di awal tetap aja tidak sesuai dengan budget. Tapi, tidak masalah, namanya juga trial and error, kok. Nanti lama-lama juga akan tahu mana yang seharusnya bisa lebih irit mana yang tidak. Intinya jangan mudah menyerah, ya.
Ayo, jaga keuangan rumah tangga dengan baik. Belajar lebih irit dan hemat untuk masa depan nanti. Bismillah, semoga dimudahkan selalu urusan kita. Semoga tulisan ini bermanfaat, ya.
Salam,
Waahhh ini topik yang lagi saya mau tulis juga nih Mba, memperbaiki pengeluaran keuangan. Kayaknya kita 11-12 nih nasibnya haha, boros di jajan. Baru setahun terakhir kemarin perbaiki ART, dan sedang tulis draft untuk berbagi tulisan semacam ini. Hihi, nice info Mbaa. Salam kenaal ^^
ReplyDeleteBanyak hal yang mesti dipikirkan ternyata ya terkait masalah keuangan. Kesannya jadi ribet bagi yang belum menjalani kayak yuni. Hehehe
ReplyDeleteHarus banyak belajar mengatur keuangan. Saat masih sendiri sih semua bebas. Mau apa saja kita bebas membelinya. Namun ketika sudah berkeluarga, jelas nggak bisa sebebas itu lagi. Ada pasangan kita yang mesti diberi informasi mengenai hal ini dan itu.
DeleteSaya juga suka menabung Mbak hehe, tos dulu kita. Kebiasaan itu juga sudah saya jalankan sejak remaja, dan terbawa sampai jadi Emak. Tapi memang banyak untungnya ya Mbak dengan menabung ini. Apalagi sebagai istri, kita harus pandai-pandai dalam memgelola keuangan, biar tidak tekor akhir bulan.
ReplyDeleteGayaa hidup oh gaya hiduup..bener bener bisa merusak keadaan keuangan keluarga kita.
ReplyDeleteCuma, kadang gak enak saja dikatai sebagai orang pelit saat kita mau tertib dihemat.
'Heleh apa apa kok dicatet' gitu kadang komentar orang.
Saya termasuk juga yg boros untuk urusan jajan atau beli makanan. Harus dikoreksi nih
Tipsnya lengkap mba. Saya pencatatan pengeluaran sehari hari masih manual banget nih. Ditulis di buku hahaha sepertinya musti coba pakai aplikasi nih kayak Mba Steffi, biar lebih praktis ya
ReplyDeleteNo.3 dan 4 itu agak susah buat konsistennya. Aku udah pasang app pengeluaran dan nyoba nyatet rutin..cuma tahan 3 bln
ReplyDeletemakasih sahringnya, menanbung itu hrs dipaksakan terlebih dulu baru yang lain
ReplyDeleteSemenjak berumah tangga memang efek hematnya jadi otomatis gitu ya, beda banget pas single wkwkw. Aku suka nyatet di aplikasi catatan keuangan untuk pengeluaran dan memang sangat membantu. Tinggal kelola nih yang belum maksimal pos-posnya
ReplyDeletehuhuhu, saya lagi mengalami kebocoran halus nih mbak Stef. Dan bulan ini bertekad untuk lebih ketat lagi menjaga arus keluar dana keuangan dalam negeri. Apalagi kalau LDM an. Dapurnya ada 2 yang ngebul. Pak suami bosen saya interview kemana aja uangnya di pake. Saya juga lama-lama jadi sungkan. hahaha.
ReplyDeleteDuh.. ini PR banget untuk saya mbak...kadang terlewat mencatat pada Hal itu sangat penting ya? Thanks artikel ini bisa jadi panduan saya deh
ReplyDeleteSaya dan suami malah meminimalkan ATM mba. Justru kalo mau nabung kami pilih tabungan yang gak ada ATM nya . Jadi gak tergoda. Hahaha
ReplyDeleteAlhamdulillah, memang benar Mba. Rezeki selaku cukup buat "hidup"
Tapi gak pernah cukup buat gaya hidup..
uwu banget postingannya mba hehe. Aku juga pengen mengatur keuangan nih. Kaya rayanya pas awal bulan aja, pas akhir bulan seret terus. Mungkin harus diterapkan buat nabung pas lagi ada duit dan bukan sebaliknya ya mba
ReplyDeleteMasalah keuangan sudah saya pasrahkan semuanya sama istri. Dan saya juga sudah berpesan untuk mengelola pengeluaran dengan bijak.
ReplyDeleteKarena masa sekarang ini serba mahal, kalau ga ada celengan bisa berabe.
aku emang lebih memilih untuk punya satu atm aja mbak agar gak belibet sama bayaran biaya admin juga terus masih harus mengingat kata sandi yang berbeda, ini juga bisa mengurangi biaya pengeluaran dan bisa untuk ditabung. Tapi yang menjengkelkan adalah aku suka belanja huhu ini harus dikurangi banget ya biar bisa mengelola keuangan dengan baik
ReplyDeleteMasalah keuangan dalam keluarga memang kadang menjadi permasalahan krusial ya mbak. Kadang juga gara2 uang hancur semua rencana dalam rumah tangga. Cara mengatur uang dg baik menjadi modal untuk masa depan nantinya. Terimakasih tipsnya yang inspiratif mbak.
ReplyDeletemembuat pos, mencatat pengeluaran dan pemasukan, sama mencata di planer menjaga biar nggak impulsif membeli keinginan bakal terjaga terus ya keuangan keluarganya. nah kalau aku lg ngelatih biar bersyukur nih, suka kalap mata. maklum, kebutuhan mash buat sendiri hehe
ReplyDeleteBener banget ini tips" keuangannya. Aku juga punya beberapa ATM yang fungsinya beda". Penting banget emang agar kita tahu penggunaan uang. Dan skill mengatur keuangan ini emang harus dibiasakan biar biar keuangan bisa lebih stabil dan teratur
ReplyDeleteYa ampun, untung istri saya ga gitu ya, ngeri juga tiap post di kemanain dan sehari di jatah haha
ReplyDeleteKl kami simpel aja, uang di bagi sesuai komitmen dan silahkan di gunakan ke post2 masing2,
Simpelnya gini, bgitu gajian lansung ke post2 pembayaran, dan tabungan. ga perlu atm banyak kok, wallet dah bisa mengakomodir, Kontrol seperlunya, kadang lebih, kadangklaa kurang ya biar saja ngalir. Intinya sumber keuangan nya dulu berapa hihi.
Itu sih kalau saya, jd kami type yg ga mrasa terkekang oleh aturan keuangan yg ketat
Hehe
Wah aku juga punya dua atm. Satu khusus buat tabungan jangka panjang, satunya buat kebutuhan sehari-hari.
ReplyDeleteSaya juga baru belajar konsep mengatur keuangan ini mbak. Kok rasanya kemaren2 duit menguap entah kemana. Berarti ada yg salah ama cara saya ngatur duit. Makasi tips nya ya. Setuju banget dengan komitmen bersama pasangan untuk hal ini.
ReplyDeleteHal paling krusial memang kalau soal keuangan ini. Apalagi setelah menikah, berasa banget. Belum ditambah pola asuh yang berbeda dan bikin sudut pandang dari cara menabung dan pos pos pengeluarannya juga beda.
ReplyDeleteKalau aplikasi pencatatan keuangan, saya cuma pakai 1 saja nih. Money Manager aja.
Dan ya ... atur gaya hidup juga bersyukur jadi intinya banget dari semuanya ya Mba.
Makasih kak sharingnya, aku pun mengelola keuangan lebih kurang sama dengan kaka..
ReplyDeleteKalau udah berkeluarga memang masalah keuangan jadi lebih rumit ya, soalnya uangnya bukan cuma buat kebutuhan sendiri. Kalau pas sendiri ya uang cuma buat sendiri, lebih gampang ngaturnya. Apalagi nanti kalau udah ada anak, wah, mesti lebih mateng lagi tuh pengaturan keuangannya. Tips tips di atas bisa deh kupraktikkan. Nanti tapi kalau udah berkeluarga, hehe
ReplyDeleteSusah tau mba nabung tuh... huhuhu... apa karna gak kebiasaan ya?
ReplyDeleteTapi bagus nih tulisannya, bisa ditiru tips2nya. Makasih mba :)
Hampir semuanya udah aku lakuin, kecuali mencatat pengeluaran, soalnya gak sabaran akunya. Patokanku sih pokoknya pengeluaran gak boleh lebih dari pemasukan.
ReplyDeleteSaya baca tulisan ini seakan dapat berkah. butuh banget soalnya. makasih mbak udah mengulasnya detail. karena saya lagi ada masalah soal ngatur keuangan dan komunikasi sama suami lagi bagus kalau ngomongin soal uang. Alhamdulillah dapat solusinya dari artikel ini. matur suwun sanget nggeh mbak. love love you deh.
ReplyDeletenomor 3 dan nomor 4 belum kami lakukan
ReplyDeletedulu niatnya juga begitu, emncatat penerimaan dan pengeluaran
namun apa daya, loss gitu aja, kami harus belajar lagi
saya juga pernah menuliskan perinciang keuangan keluarga kami. namun kurang istiqamah. tidak sempat, hehe... begitu pun saat pakai aplikasi keuangan, kurang istiqamah juga.
ReplyDeletePadahal sudah tau pentingnya pencatatan keuangan keluarga hehe...
memiliki apps financial planner ini aku yang belum. Sepertinya aku masih terlalu malas dalam mencatat kali ya Mba?
ReplyDeleteYang sudah tuh mencatat pemasukan dan pengeluaran secara detil. Satu dua bulan masih telaten, di bulan ketiga bawaannya sudah males aku tuh. Hehehe.
ReplyDeleteMengatur keuangan itu penting banget untuk semua orang. Saya dulu pakai aplikasi finansialku. Fitunya lengkap juga.
ReplyDeleteSaya juga tipe yang suka mencatat pengeluaran dan pemasukan. Masih belum pakai aplikasi financial planner sih, belum terbiasa kali ya...
ReplyDeleteSaya malah pernah dibilang pelit karena mengatur pengeluaran dengan ketat. Lama-lama nyerah karena diprotes terus hihihi ...
Bagus ya kalau suami istri sevisi dalam pengelolaan keuangan, jadi bisa saling mengingatkan. Kalau keluarga saya masih amburadul nih, masih malas mencatat segala macam pengeluaran
ReplyDeleteMakasi banyak ini Mbak tips-tipsnya, saya dan istri juga sedang berpikir keras dengan pengelolaan keuangan. Apalagi kebutuhan semakin banyak. Terima kasih juga sudah menebalkan beberapa kalimat yang "nonjok" banget, hhe
ReplyDeleteWahhh pengen banget juga bisa ngurus keuangan rumah, biar keuangannya teratur dan tidak mepet mepet kalo butuh sesuatu
ReplyDeleteAplikasi financial planner Spending dan Piggy ya Mbak Steffi. Noted. Kalau suami saya bilang (kebetulan dia kerja di bagian keuangan), pengeluaran gak usah dicatat, ngotor2in buku aja, bikin pusing soalnya. Bisa2 kaget melihat buanyaknya uang keluar. Yang perlu dicatat itu pemasukan. jadi ntar dikurangkan aja. Pemasukan minus sisa uang. TFS tips2 nya yaa Mbak Steffi
ReplyDeleteMenurut saya mencatat pemasukan dan pengeluaran itu penting, setidaknya untuk mengontrol keluar masuknya uang. Jangan sampai besar pasak daripada tiang
ReplyDeleteAku termasuk irit dan rajin menabung. Dulu awal menikah, suka becandain suami, dompet kosong, sambil kasih liat dompet melompong. Trus dia panik...Kesini-sini dia tahu, lah rekeningnya nambah. Hehe...
ReplyDeleteTapi kami engga punya rekening bersama sih. Masing-masing aja. Ada masanya juga sekian lama rumah tangga, suami pernah di rumahkan. Trus bangkit lagi...Kami sepakat, walaupun ada masanya punya jabatan, gaya hidup tetap sederhana. Supaya kalau sudah selesai tugas, engga post power syndrome. Artikelnya bagus, sebagai pengingat...Makasih ya...
Dari sekian tips, buat saya komitmen yang berat. Fleksibilitas saya dalam melangkah kadang membuat perencanaan keuangan juga fleksibel alias sering berantakan.
ReplyDeleteUntung istri saya agak mengimbangi. Dia kaku soal pengeluaran sehingga Alhamdulillah tiap ada kebutuhan,d selalu bisa terpenuhi.
Aku paling ngga tahan kalau lihat diskon atau cashback marketplace hahahha sampai suamiku bilang aku kalau ikut lomba shopping pasti juara pertama. Tapi akhirnya tips yang paling oke buatku adalah, beli yang dibutuhkan bukan yg diinginkan
ReplyDeleteDetil mencatat pengeluaran dan pemasukan ini yang belum plus aplikasi juga masih gagap makenya...
ReplyDeleteBerarti sebelum hadirnya anak, kita harus betul-betul persiapan soal keuangan ya agar tak kelimpungan saat sudah punya anak. Kalau saya sih suka investasi emas karena harganya teruse naik.
ReplyDeletenice post
ReplyDeletePUnya ATM (tabungan) lebih dari 1 memang bisa membuat lebih hemat. ATM pendapatan sendiri, yang untuk keperluan sendiri. Bagus lagi jika tambah 1 yang untuk dana darurat.
ReplyDeleteKami punya 3, tapi yg dana darurat kadang diambil juga karena pendapatan masih sering tidak sesuai target.
terima kasih atas infomasinya, sangat bermanfaat bagi saya yang ingin menghemat pengeluaran agar tidak jebol kantong
ReplyDelete