Masih betah di rumah aja? Biasanya aktivitas yang dilakukan cenderung itu-itu saja, ya. Sudah pada mulai bosankah? Sabar, ya. Meski harus betah di rumah aja, kita juga harus bisa melakukan hal-hal yang seru dan beda dari biasanya nih. Biar makin happy dan enggak suntuk terus di rumah. Ya, enggak?
Apalagi ketika harus keluar rumah. Nah, sekarang tuh keluar rumah jadi hal yang paling menyenangkan, iya enggak sih? Kalau saya nih, jika sudah waktunya belanja bulanan dan harus ke supermarket terdekat rasanya senang banget.
Nah, makanya traveling jadi salah satu hal yang saya tunggu-tunggu banget. Apalagi bisa jalan-jalan lagi ke pantai dan menikmati snorkeling. Wah asyik banget pasti. Duh, satu hal yang paling ditunggu setelah pandemi ini berakhir adalah jalan-jalan, haha. Ada yang sama?
Berhubung sedang pandemi akhirnya saya lebih banyak menulis di rumah, baik menulis buku, menulis artikel di platform online atau menulis di blog. Fokusnya sih lebih banyak menulis hal-hal yang menyenangkan hati. Daripada suntuk dan banyak kesel 'kan, ya karena terkurung di rumah dan enggak bisa kemana-mana, lebih baik banyak bersenang-senang dengan menulis. Betul enggak?
Baca juga Tak Ada Batasan Ide Ketika Menulis, Benarkah?
Qadarullah dari menulis inilah saya dapat tawaran beberapa kali untuk menjadi mentor, seputar blog untuk pemula atau tentang menulis artikel. Masyaallah. Sebenarnya saya sudah pernah menjadi mentor beberapa kali dari tahun 2018. Alhamdulillah setelah selesai dari kelas, peserta yang ikut pada enggak tersesat dan berada di jalan yang benar, haha.
Setelah itu, tawaran untuk jadi mentor semakin sering seperti di tahun ini, sudah ada 3 tawaran menjadi mentor online dan 1 kali mentor offline. Sebenarnya menjadi mentor buat saya tuh, sekaligus untuk melatih saya belajar lagi. Enggak mungkin dong saya menjadi mentor tanpa ilmu. Pastilah ada ilmu baru yang perlu saya bagikan kepada peserta. Nah, jadi mentor inilah saya berkesempatan untuk belajar, belajar dan belajar.
Lalu, apa saja sih keseruan menjadi mentor? Ini menurut saya, ya. Ada banyak banget serunya jadi mentor, baik online atau offline. Penasaran? Cek deh ulasannya berikut ini :
1. Mengasah Kemampuan Diri
Ilmu yang telah didapatkan memang sejatinya harus diasah lagi, supaya tidak mudah lupa. Namanya manusia pasti ada banyak khilaf-nya. Nah, jadi mentor ini salah satu untuk mengasah kemampuan ilmu yang sudah pernah kita dapatkan sebelumnya.
Kalau saya biasanya saya share lagi di blog. Saya tuliskan apa saja ilmu yang pernah saya dapatkan tentang menulis. Agar tidak lupa dan bisa bermanfaat juga untuk orang lain ilmu tersebut. Biasanya ketika saya ditawari untuk jadi mentor. Tinggal nyontek aja deh ilmu-ilmu yang pernah saya share di blog. Lalu, saya olah lagi dengan kata-kata yang lebih ciamik disertai praktek.
Baca juga 9 Kiat Agar Tetap Produktif Menulis
Biasanya peserta emang lebih senang praktek dibanding hanya teori sih. Iyalah memang lebih mudah menangkap ilmu dengan praktek dibandingkan hanya teori saja. Alhamdulillah, peserta di kelas biasanya lebih semangat dan banyak bertanya. Apalagi jika diakhir ada reward mendapatkan buku gratis atau terpilih menjadi tulisan terbaik. Pesertanya semakin semangat belajar, deh!
2. Uji Nyali
Buat yang pertama kali menjadi mentor, tentu ini uji nyali. Ketika diawal saya ditawari hal ini juga seperti di samber gledek, *eh lebay banget, haha. Tapi emang bener sih. Sempet takut, takut salah ngomong, takut karena ilmu yang di punya masih cetek banget, dan takut juga bikin peserta jadi sesat karena ajaran yang salah, wkwkw.
Tapi karena punya teman-teman yang selalu support dan meyakinkan kalau saya punya ilmunya dan bisa. Akhirnya, Bismillah! Apa rasanya pertama kali jadi mentor? Kaya permen nano-nano ditambah perut mules. Padahal pertama jadi mentor tuh secara online loh. Tapi tetap aja, keringat dingin keluar semua, haha.
Nah, setelah berhasil melewati tahap pertama kali jadi mentor. Biasanya jadi mentor kedua, ketiga dan selanjutnya enggak terlalu sulit. Insyaallah, lebih mudah. Uji nyalinya sudah berkurang dan rasa deg-degannya juga berkurang.
Kecuali ketika pertama kali jadi mentor offline, rasanya jauh lebih deg-degan dibanding jadi mentor online. Wah, lebih dari rasa mules dan lebih dari rasa nano-nano. Tapi setelah dijalani ternyata seru aja dan asyik, haha. Malah nagih, ada yang mau ajak saya lagi jadi mentor offline? Hahaha.
3. Berani Mengajar
Awalnya saya tuh selalu menolak jika diminta mengajar dengan alasan "enggak bisa" atau "enggak mampu" atau "nanti kalau pesertanya jadi aliran sesat, gimana?" Lah ini sebenarnya mau belajar apa sampai ada aliran sesat, wkwk.
Iya, dulu tuh selalu parno sama kata "mengajar" atau "guru" karena emang enggak bisa sama sekali dan orangnya saya enggak sabaran, takutnya khilaf terus marah-marah. Kan kasian pesertanya kalau saya marahin, wkwkwk.
Tapi ketika saya paksakan diri untuk keluar dari zona nyaman tersebut dan benar-benar yakin bahwa saya bisa memberikan ilmu yang saya punya ini kepada orang lain. Alhamdulillah, bisa juga mengajari orang lain. Ternyata juga enggak semenakutkan itu loh, malah saya termasuk bisa sabar juga menghadapi banyak perserta pemula yang benar-benar belum mengerti menulis.
Baca juga Asyiknya Jadi Pembicara Meski Masih Pemula
Wah, kaget juga sama diri sendiri, hihi.
4. Menambah Teman Baru
Pasti ini mah, teman jadi tambah banyak. Setiap selesai kelas pasti ada kelanjutannya di grup, malah kadang grupnya enggak mau bubar biarkan saja tetap ada dan bisa silaturahmi, hehe. Masyaallah. Seneng sih, jadinya menambah relasi juga. Bisa saling mengingatkan akan kebaikan atau mendoakan satu sama lain.
Apalagi ketika ada yang kesulitan, kita bisa sama-sama saling bantu dan tolong menolong. Masyaallah, indah, ya. Banyak teman, banyak rezeki dan banyak berkahnya. Insyaallah.
5. Berbagi Ilmu
Enggak selalu berupa uang yang perlu kita bagikan, ilmu pun juga bisa kita bagikan. Apalagi ketika kita memiliki ilmu baru dan kelas sudah usai. Sudah saatnya kita tetap memberikan update ilmu terbaru kepada mereka. Enggak perlu pelit. Berbagi itu akan menambah rezeki, insyaallah akan ada rezeki yang datangnya tak diduga-duga.
Malah kalau saya berpikirnya, selama saya masih bisa berbagi ilmu kenapa harus takut tak mendapatkan rezeki. Jika saya tak mendapatkan rezeki, berarti hidup saya di dunia telah habis. Ya enggak? Jadi tetap berbagi ilmu dimanapun dan kapanpun. Terutama di blog, saya lebih suka sebar ilmu di platform kesayangan ini.
6. Tidak Takut Salah
Khilaf itu wajar loh. Ya, asal jangan sering sih. Sesekali boleh lah, haha. Tapi, jangan hanya karena hal ini, jadi enggak mau mencoba jadi mentor. Coba deh rasakan keseruannya sekali saja. Pasti nanti jadi ketagihan dan pengen lagi. Apalagi kalau ketemu peserta yang semangat-semangat. Kita yang jadi mentor juga ikutan semangat 45 loh.
Ketika ada salah dalam menjelaskan materi yang diberikan. Tak ada salahnya minta maaf. Lalu, jika ada yang membenarkan hal tersebut. Jangan sungkan ucapkan terima kasih. Saya pernah kok begitu. Salah satu peserta membenarkan apa yang saya ucapkan. Ternyata saya emang salah, haha.
Baca juga Belajar Menjadi PJ Buku Antologi ala Steffi, Mau Coba?
Tapi, ya itu. Enggak perlu takut salah. Hal paling terpenting mengakui kesalahan tersebut dan lebih hati-hati lagi kedepannya. Jadikan pembelajaran untuk kedepannya dan lebih teliti, agar lebih baik lagi di kelas berikutnya.
7. Belajar Menyusun Kata-kata
Siapa yang masih sulit menyusun kata-kata ketika lagi berbicara di depan banyak orang? Nah, jadi mentor dituntut untuk bisa belajar menyusun kata-kata. Agar peserta semakin mudah menerima apa yang kita sampaikan. Kita harus pandai menyusun kata-kata tersebut.
Kalau jadi mentor online, kita dituntut untuk dapat menuliskan materi dengan bahasa mudah. Kalau jadi mentor offline, kita dituntut untuk dapat membicarakan materi dengan bahasa mudah. Sebenarnya kedua hal ini bisa dilakukan dengan baik, jika sering latihan.
Bagi seorang penulis atau blogger tentu hal ini bukan masalah besar, ya. Kita sudah sering banget latihan menulis di blog atau ketika menulis artikel atau menulis di buku. Tetapi ketika jadi mentor offline mungkin yang lebih sulit. Karena itu yang saya rasakan, ketika pertama kali jadi mentor offline.
Emang harus banyak latihan sih. Supaya lebih mudah, saya berulang kali latihan sama suami sebelum hari H jadi mentor secara offline. Gugupnya luar biasa, padahal pas latihan sama suami biasa aja. Pas hari H ilang semua apa yang mau diomongin, wkwk.
Makanya ketika ditawari jadi mentor usahakan apa yang kita bisa dan kuasai. Supaya ketika gugup enggak nge-blank banget sama materinya, hihi.
8. Banyak Mengenal Sifat dan Watak Seseorang
Enggak semua orang memiliki watak dan sifat yang sama kan? Nah selain mendapatkan teman baru, kita juga bisa banyak mengenal sifat dan watak seserorang. Ada yang mudah panik, ada yang selow banget kaya di pantai, ada yang biasa aja, ada yang suka rusuh di grup, ada yang tukang tanya, ada yang iya iya aja, ada yang rajin banget, ada yang malas banget, dan banyak sifat lainnya, haha.
Buat saya ini seru banget karena bisa semakin mengenal karakter orang-orang. Jadi, kita enggak lagi tuh judgement bahwa orang lain harus memiliki sifat A atau sifat B. Ya, kita harus bisa menerima semua karakter mereka dan sabar ketika ada sifat mereka yang membuat kita enggak nyaman, haha.
Kalau saya tuh, suka sebel sama orang yang enggak sabaran padahal saya juga enggak sabaran, wkwk. Nah, biasanya ngadepin orang seperti itu, diemin aja dulu. Sampai akhirnya dia merasa dicuekin dan enggak rusuh lagi ke kita. Setelah itu, biasanya baru deh saya bales WA-nya, wkwk.
Baca juga Kesalahan Penulis Pemula Ketika Saat Kirim Naskah ke Penerbit Mayor!
Mohon maaf bagi yang merasa, yes. Kita damai-damai aja sekarang, hee.
9. Semangat Memperbaiki Diri
Menjadi mentor buat saya bisa memperbaiki diri saya untuk menjadi lebih baik lagi. Jika tadinya saya enggak sabaran, jadi lebih sabar. Jika tadinya tidak percaya diri, jadi lebih percaya diri. Jika tadinya selalu negative thinking ke diri sendiri, jadi lebih berpikir positif thinking dan yakin kalau diri ini bisa bermanfaat untuk orang lain.
Intinya menjadi mentor bukan hanya memberikan materi kepada para peserta. Tetapi ada banyak manfaat yang saya dapatkan dari hal tersebut. Selain itu, saya juga enggak mau dicap jadi orang yang memiliki sifat buruk. Oleh karena itu, saya akan selalu memperbaiki diri agar menjadi orang yang lebih baik lagi.
Meski tidak akan bisa menyenangkan semua orang, minimal yang enggak suka lebih sedikit dibandingkan yang suka. Bismillah, insyaallah bisa memperbaiki diri selalu. Yuk, muhasabah!
10. Lebih Percaya Diri
Ini jelas sih, haha. Namanya jadi mentor, tentu akan jadi pusat perhatian orang. Nah, kalau enggak percaya diri bagaimana bisa jadi mentor? Hihi. Seperti yang sudah saya jelaskan. Bahwa banyak ketakutan ketika pertama kali jadi mentor. Ketakutan ini akhirnya membuat saya jadi enggak percaya diri.
Butuh support system emang untuk membangkitkan percaya diri ini. Apalagi dari keluarga, suami, dan sahabat. Wah kalau mereka dukung, insyaallah jadi lebih yakin sama diri sendiri. Percaya diri juga lebih meningkat.
Setelah itu, ketika ada tawaran menjadi mentor bisa lebih semangat lagi deh. Semakin percaya diri dan enggak insecure sama keahlian yang kita punya. Sebenarnya ketika kita sudah punya ilmu dan yakin ilmu tersebut bisa bermanfaat untuk orang lain. Jangan takut untuk berbagi ilmu dan yakin kita bisa!
11. Semakin Senang Menuntut Ilmu
Bener banget nih. Ketika kita sudah punya pengalaman jadi mentor, jadi senang juga untuk belajar ilmu lain kepada orang lain. Bukan berarti setelah jadi mentor, merasa jumawa dan paling oke sendiri, haha. Ingatlah masih ada langit di atas langit loh.
Tetap rendah hati dan tetap rajin menuntut ilmu baru. Tetap ikutan kelas menulis berbayar atau gratis secara rutin. Serap semua ilmunya dengan baik dan punya catatan. Jika perlu rewrite di blog jika kelas tersebut gratis dan diperbolehkan oleh mentornya, ya.
Baca juga Malas Menulis Hinggap? Tebas Saja Pakai Jitu Ini!
Nah, itu tadi beberapa hal seru ketika saya jadi mentor. Buat saya menjadi mentor itu benar-benar mengubah kehidupan saya sih. Selama mengenal menulis saya merasa, saya ada dan saya bermanfaat untuk orang lain. Saya enggak pernah kepikiran untuk mentor. Saya enggak bisa mengajar dan selalu takut apa yang saya ajarkan akan berpengaruh dengan hal yang tidak baik.
Nyatanya? Semua ketakutan itu tidak terjadi. Saya ternyata bisa menjadi mentor dan mengajari para peserta. Memang enggak semua bisa puas dengan apa yang saya ajarkan, tetapi minimal tidak ada komplain ketika saya mengajar. Alhamdulillah. Emang harus berani uji nyali dulu baru akhirnya benar-benar bisa, ya.
Kalau menurut kamu hal seru apa sih ketika menjadi mentor? Yuk, saling sharing aja di komentar di bawah ini. Semoga bermanfaat dan untuk kamu yang baru memulai jadi mentor. Ayo semangat dan kamu pasti bisa!
Salam,
Jadi mentor itu menantang judulnya mbak, punya kelas tapi ... Apalagi kalau online byuuh
ReplyDeletemakasih sahringnya
ReplyDeleteYuni masih suka gagap kalau ngomong di depan orang. Apalagi orang-orang yang baru dikenal. Gabung di grup juga paling cuma jadi silent reader doang.
ReplyDeleteDuh, belum bisa jadi mentor. Belum mumpuni. HEhehe
Beberapa waktu lalu saya juga mendapat tawaran menjadi mentor. Gimana ya antara malu, ngga PD, khawatir sesat (hihi), berasa belum cukup ilmu dll. Tapi setelah dijalani ternyata menyenangkan banget yah bisa berbagi. Saya menyadari masih harus belajar banyak. Semua guru semua murid.
ReplyDeleteMenjadi mentor itu tidak mudah. Tapi banyak benefitnya.. kalo aq biasanya tak catet dulu alurnya mau ngomong apa biar ga belepotan hahaha
ReplyDeleteJadi mentor, waduh rasanya seperti kata Mbak Stefi, belum sanggup. Ilmunya masih sedikit, belum mumpuni. Bisa malu kalau yang diajarkan justru lebih pintar. Hehe.
ReplyDeleteSeru nih pengalaman Mbak Steffi pas jadi mentor. Keren, loh! Saya kira memang se-asyik itu sih jadi mentor kepenulisan dan hal2 yg berhubungan dengan blogging.
ReplyDeleteSaya pernah sih jadi mentor duluuu banget. Bukan di bidang kepenulisan dan offline. Sekarang belum mentorin lagi, cuma mentorin nak-kanak, hihi
Masya Allah..jadi mentor itu seru banget ya ..
ReplyDeleteTapi ini asli bakat-bakatan kok kayaknya. Dan Mbak Steffi yang bisa nulis dengan runut dan panjang begini memnga pasti saat jadi mentor mumpuni.
Semangat membagi ilmu. Berkah selalu!
Pengalaman Jadi Mentor Online Luar biasa Seru apalagi, tantangan tersendiri dimana ada peserta yg lebih tua dan agak gaptek dangat menguji kesabaran
ReplyDeleteMemang salah satu cara mengikat ilmu adalah dengan membagikannya dengan orang lain. Semoga menjadi ilmu yang bemanfaat, baik buat Mbak Steffi maupun buat peserta mentoring.
ReplyDeletekalau menjadi mentor memang seperti mengasah kepercayaan diri juga ya ka. Aku pernah juga menjadi mentor beberapa kali. Kalau sudah terbiasa malah jadi ketagihan, hihihi
ReplyDeleteKarena sesungguhnya bisa karena terbiasa mbak stef 😊
ReplyDeleteDan bener nyatanya, kalau pengalaman pertama berjalan mulus, maka akan nagih ke berikutnya dengan memberikan performa lebih cool
Waah seneng ya bisa jadi mentor dan membagikan ilmu yang kita miliki. Kalau menurut saya sii ada perasaan bahagia ketika kita bisa membagi ilmu dan pengalaman yang kita miliki kepada orang lain.
ReplyDeleteSaatnya para master mendapatkan panggung untuk berbagi ilmu. Terima kasih suhu, terima kasih mentor
ReplyDeleteSaatnya para master mendapatkan panggung untuk berbagi ilmu. Terima kasih suhu, terima kasih mentor
ReplyDeleteTerkadang ada juga orang yg senang menulis dan cukup cakap, namun saat diminta berbicara didepan umum cenderung kaku hehe
ReplyDeleteJadi mentor itu bikin kita ingin belajar lebih banyak, karena kita dituntut untuk selalu upgrade ilmu biar gak itu-itu saja yg diajarkan
ReplyDeleteseru ya mbak jadi mentor, aku juga terinspirasi banyak sma mbak stefii. Jadi inget di grup itu aku ga ngikutin karena ternyata basic banget ya mbak. tetapi makaish banyak loh mbak steffi, salah satunya mbak steffi jadi wasilah aku bisa semangat ngeblog lagi hihi
ReplyDeleteHwaa kepo deh akyuuu... grup apakah ituu... kl mentorshipnya Bunda Cekatan Institut Ibu Profesional Batch 1 saya tauu... soalnya barengan ama Bunda Ina hihi
DeleteAku pun baru menikmati jadi mentor sejak nyemplung di kepenyuluhan. Sebelum2nya ogah ogah banget jadi guru. Hiks
ReplyDeletediantara semua yang paling bikin maju mundur adalah keberanian mengajar, karena takut apakah kita ini bisa mengajar dengan baik atau gak. (curhat) hihihi
ReplyDeleteDulu waktu saya kuliah juga sering jadi pengisi acara seminar kecil-kecilan. Awalnya sih gerogi banget, tapi lama-lama rasa percaya diri saya terbangun. Sejak itu saya malah ketagihan jadi mentor. Banyak banget manfaatnya seperti yang admin sebutkan diatas.
ReplyDeleteMantabs, Yg berkemauan banyak tp memang ga semua berbakat dan mampu.
ReplyDeleteSalut yg mampu jd mentor, moga saya kelak bisa juga hehe
Belum pernah jadi mentor dalam bidang kepenulisan. Namun ulasan tetang benefit yang didapatkan saat menjadi mentor cukup menarik.
ReplyDeleteMentor yang baik adalah mentor yg selalu belajar dan terus belajar. Selalu memperbaiki diri meski status dalam struktur adalah sebagai mentor.
Salut dengan Mba Steffi yang bisa dan mampu jadi mentor yang hebat dalam penulisan.
MasyaaAllah bener banyak banget sih ya manfaat jadi mentor. Kalau jadi mentor paling mentor mahasiswa baru dulu wkwkw. Kalau sekarang masih butuh dimentorin ama Kk Steffi, hihi
ReplyDeleteIya, jadi mentor itu banyak hikmahnya. Salah satu hikmah yang paling terasa adalah jadi semakin haus ilmu. Banyak beli buku, dan dibaca. Sekarang malah sering beli buku, tapi jarang dibaca, akhirnya sekarang malah berhenti beli buku karena masih banyak buku yang belum dibaca. Hmmm
ReplyDeleteBelum pernah jadi mentor sih. Eh, pernah deng mentoring anak-anak SMP dulu waktu masih ngajar SMP. Pengen dech nyoba jadi mentor seumuran, tapi aku tu kak mudah down kalau mendapat kritikan yang agak miring. Gimana tu kak tipsnya?
ReplyDeleteJadi mentor juga meningkatkan kepercayaan diri ya mba. Ada keinginan untuk upgrade skil dan kemampuan lainnya supaya lebih jago lagi mentoringnya.
ReplyDeletekeren kak menginspirasi sekali pengalaman jadi mentor online-nya. Kalau sy baru beranu jadi mentor offline saja krna bisa langsung melihat ekspresi audiens...sptinya untuk jd mentor online hrs bnyk belajar dari nih sy kakak..entar sy tnya2 ya kak....
ReplyDeleteAku percaya banget dengan menjadi mentor tentunya akan lebih mengasah kemampuan diri kita, karena selain kita berbagi ilmu dengan yang lain, kita juga belajar kembali ilmu yang kita punya
ReplyDeleteSaat mengajar, seorang guru memang sebenarnya tengah belajar juga ya, Mbak. Aku percaya banget itu. Ilmu akan semakin meresap saat dipraktekkan langsung. Contohnya ya praktek berbicara ulang seperti mengajar ini.
DeleteJadi mentor? seru banget kak ilmunya jadi bermanfaat buat orang lain ya , baik mentor online maupun offline sama2 butuh kepercayaan diri ya.
ReplyDeleteJangankan jadi mentor, hari ini tampil beberapa menit sebagai narasumber melalui live IG aja, aku senangnya bukan kepalang. Selesai bicara, rasanya nggak mau berhenti. Eh, malah doyan, wkwkwk ...
ReplyDeleteYang aku rasakan, berbicara sambil bagikan ilmu itu bikin percaya diri, semakin menguasai materi, dan ketagihan, hihihi ...
Ipeh penasaran banget, kak. Ada tips nggak, cara meramu materi saat jadi mentor? Rasanya pengen banget belajar gitu. Soalnya suka grogi kalau disuruh ngajar.
ReplyDeleteWah tips tips nya seru semua. Uji nyali karena setiap aundience beda ya mba. Makin sering jadi mentor pasti makin terbiasa ya
ReplyDeleteKeren banget mbak udah jadi mentor. Saya belum pernah. Semoga ada kesempatannya suatu saat nanti. Ilmu dipakai sendiri tentu nggak akan banyak berkembang. Tapi kalau dibagi maka akan jadi amal jariyah juga ^^
ReplyDeleteMasyaAllah kak Steffi keren.. dan jadi mentor itu ada amalan jariyah yang akan terus mengalir kan kak.. wah kadang aku kepengen, tapi masih sulit karena si bayi masih nemplok. Uji nyali juga udah lebih dari sepuluh tahun gak berdiri di depan umum
ReplyDeleteUdah banyak banget ya pengalaman mba menjadi mentor.
ReplyDeleteOh ya mba,gimana sih cara nya nguasain ilmu saat berada di depan kelas saat ngajar. apalagi melihat peserta yang hadir jumlahnya nggak sedikit,pasti kalau udah gitu timbul grogi dan akhirnya jadi lupa.
Karena menurut aku, bicara di depan banyak orang dalam satu ruangan nggak mudah. Mesti menguasai materi dan jangan grogi.
Aku aja bicara depan ruangan sewaktu duduk dibangku kuliah grogi nya minta ampun, padahal bicara di depan teman yang udah biasa bertemu hampir setiap hari
Memang banyak banget manfaat jadi mentor itu ya Mbak. Meskipun seringkali suka grogi kalau mau mulai kelas, tapi paling tidak kita bisa berbagi ilmu yang mudah-mudahan bisa menjadi ilmu yang bermanfaat dan mendatangkan pahala yang tidak ada hentinya selama itu tersebut masih digunakan oleh mereka yang diajari
ReplyDeleteBisa membagikan ilmu yang bermanfaat, kelas aktif interaksinya, rasanya tuh pasti luar biasa. Gitu kan ya, Mbak Steffi?
DeleteSaya pernah beberapa kali diminta menjadi mentor, sebagai warga biasa ya pasti saya deg deg an juga. Ini beneran melatih kita untuk belajar berkomunikasi dan melatih diri biar berani
ReplyDeleteSekalian melati buat belajar lagi. Senang sihhh bisa saling berbagi
Iya, betul bgt, untuk jadi mentor, mau gak mau harus belajar lagi dan lagi
DeleteKlo bisa berbagi membuat bahagia ya mbak apalagi berbagi ilmu dan orang melakukannya maka akan menjadi ladang pahala untuk kita sendiri😊
ReplyDeleteHihihi next mau ah dimentorin sama Kak Steffi. Kemarin pas mau ikutan timingnya nggak tepat banget.
ReplyDeleteSetuju banget kak semakin kita menyebarkan ilmu kita miliki, maka kita akan semakin mendapat ilmu yang lebih lagi. Contohnya ya jadi giat belajar lagi ya kak steffi
jadi mentor itu emang menyenangkan ya Mbak Steffi.. apalagi kl mentee merasa puas dengan mentoring yang kita kasih. Berbagi itu malah menambah banyak hal ya, teman, pengalaman, pelajaran dan jadi mengenal berbagai watak orang
ReplyDeleteBanyak sekali ya manfaat yang di rasa ketika menjadi mentor.. aku sih belum pernah, tetapi suka dadakan di minta isi kegiatan. Kita memang harus terus belajar dan menambah ilmu biar bisa berbagi dan siapa tahu bisa jadi enterpreuner sukses
ReplyDeleteSemakin banyak ilmu yang kita bagi, semakin kaya ilmu yang kita punya. Kurang lebih begitu filosofinya ya,Mbak 😍
ReplyDeleteKalo aku belum pernah jadi mentor, dan sepertinya tidak bisa karena aku suka lupa kalo bicara di depan dan di lihat banyak mata, jadi salting
ReplyDeleteMau dong belajar sama kak Steffi, dunia blogging nih perlu banyak banget yang dipelajari ya
ReplyDeletesampai bingung deh mulai dari mana hihihi
Seru dan asik banget ya mbak saat menjadi mentor secara tidak langsung kita juga banyak belajar serta mengenal banyak orang. Aku jadi pengen banget dengan hal ini mau belajar bisa jadi mentor juga mbak.
ReplyDeleteSeru emang ya, walau kalo awal awal pasti gemeter. Dulu sewaktu masih akyif nulis buku, juga beberapa kali diajak jadi pembicara secara offline, itu bikin deg degan.
ReplyDeletejadi mentor itu memang perlu nyali ya mba karena kadang takut salah2 kan ngajarinnya. tapi, insya Allah kalo niatnya berbagi ilmu mah pasti dimudahkan.
ReplyDeleteSini ke Bengkulu kalo mau main pantai. Banyak pantainya. Byw saat jd mentor saya selalu usahalan niat berbagi
ReplyDeleteMiris banget kalau lihat atau dapat info tentang mentor menulis yang ngasih "ilmu menyesatkan". Entah karena ilmunya belum sampai atau abai dengan ilmu yang benar.
ReplyDeleteSubhanallah, seneng banget ya kak bisa jadi mentor. Kalau saya mentok-mentok jadi mc atau pemandu senam hehehe. Semoga berkah ya kak ilmunya kak 💖
ReplyDeletePengen banget bisa berbagi apalagi jadi mentor segala. Tapi, ilmuku belom menguasai banget. Ditambah apa2 belajar otodidak. Seneng baca tipsnya kak
ReplyDeleteBelum pernah nih jadi mentor, manfaatnya banyak juga ya, yang sulit kayanya buat saya groginya tuh merasa diri masih belum mampu
ReplyDeletebisa berbagi ilmu dengan orang lain adalah hal yang menyenangkan.
ReplyDeletemungkin bagi sebagian orang, yang awalnya takut, ragu, nggak pede dan karena latihan juga malah jadi lebih jago juga
Dengan adanya uji nyali yg kuat dan handal pastinya kita akan membuat orang jadi lebih terpukau harus sering latihan di depan pangungg
ReplyDeletesalut kak dengan pengalaman kakak jadi mentor
ReplyDeleteaku sampe sekarang masih sering nggak pede, malu, dan takut salah
Nonor 3 deh Mbak. Itu kenapa ya sulit sekali dilakukan. Ada benerapa yang minta diajari buat ngeblog teteup bae belum berani aku tu.
ReplyDelete