Jika ditanya apakah kita pernah berutang? Pasti paling banyak jawabannya pernah. Mungkin juga ada beberapa orang yang benar-benar tidak pernah berutang. Ya, mungkin saja 'kan. Mereka sangat disiplin untuk mengatur pengeluaran supaya tak boros, seperti tulisan di blognya Kak Bayu ini.
Jika bicara soal utang ini memang suatu hal yang menarik. Karena siapa sih yang enggak butuh uang? Pasti semua orang butuh dan kadang apa yang sudah kita rencanakan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Makanya mau enggak mau akhirnya ngutang.
Contohnya, kita sudah berusaha untuk mengatur keuangan sedemikian rupa. Tapi diakhir bulan sebelum gajian, lagi-lagi kita kekurangan dan mau enggak mau harus berutang. Entah itu utangnya mau sama teman atau keluarga. Hal itu disebabkan karena ada saja pengeluaran yang diluar dari ekspektasi kita.
Sebenarnya kalau menurut saya sendiri, berutang itu wajar. Asal dibayar tepat waktu sesuai dengan janji. Jangan malah seenaknya dan merasa bahwa itu bukan hal yang mendesak untuk segera dilunasi. Ingat loh utang itu akan dibawa hingga kita mati nanti. Jika belum dibayar ya akan ditagih di akhirat. Emang mau?
Baca juga Agar Keuangan Rumah Tangga Aman dan Tak Mudah Habis!
Naudzubillah min dzalik. Jangan sampai, ya. Semoga kita termasuk orang yang amanah terhadap utang. Aamiin.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ رَجُلاً قُتِلَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ أُحْيِىَ ثُمَّ قُتِلَ مَرَّتَيْنِ وَعَلَيْهِ دَيْنٌ مَا دَخَلَ الْجَنَّةَ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ دَيْنُهُ
“Demi yang jiwaku ada ditanganNya, seandainya seorang laki-laki terbunuh di jalan Allah, kemudian dihidupkan lagi, lalu dia terbunuh lagi dua kali, dan dia masih punya hutang, maka dia tidak akan masuk surga sampai hutangnya itu dilunasi." [HR. Ahmad No. 22546]
Bagaimana begitu seram 'kan jika kita tak membayar utang? Jangan sampai kita terjebak dalam jerat utang yang membuat kita hidup dalam ketidakberkahan, ya. Semoga Allah mudahkan segala urusan kita. Aamiin.
Dari hadist diatas apakah kita jadi 'alergi' terhadap utang atau tidak? Ada sebagian orang yang kapok untuk memberikan utang karena merasa kesal si pengutang tak membayar utangnya. Ada sebagian orang lagi tetap sabar kepada orang-orang yang berutang. Nah, coba kita ulas satu-satu, ya.
'Alergi' Terhadap Utang
Saya memiliki sebuah pengalaman yang tak mengenakan mengenai utang ini. Dulu, setelah saya resign dari kantor, saya memiliki beberapa tabungan. Karena saya orang yang suka banget menabung. Untuk diri sendiri bisa dikatakan hemat. Hemat, ya bukan pelit, haha.Jadi, setelah resign saya gak begitu kaget karena saya masih punya tabungan untuk kehidupan sehari-hari meski saya juga masih tinggal dengan orang tua waktu itu. Lalu, ada teman dari komunitas yang ingin meminjam uang ke saya karena ibunya masuk rumah sakit.
Uang yang dipinjam menurut saya cukup besar, yaitu 5 juta rupiah. Saya berpikir berulang-ulang untuk meminjamkannya. Tapi saya kasihan juga karena orangtuanya masuk rumah sakit. Enggak tega rasanya.
Akhirnya dipinjamkan juga ...
Selain itu, saya yakin teman saya itu amanah karena dia salah satu admin di komunitas islam. Waktu itu saya berpikir dia enggak akan macam-macam. Jadi, beberapa hari setelah itu saya pinjamkan dari hasil mencairkan 3 dinar yang saya punya.Rasanya antara percaya gak percaya, saya bisa semudah ini meminjamkan uang segitu banyaknya. Untuk teman online yang ketemunya di komunitas aja. Hanya bermodalkan kepercayaan dan rasa kasihan sampai saya berani untuk pinjamkan uang tabungan saya.
Dia berjanji akan mengembalikannya dalam satu bulan. Dengan dalih alasan uangnya 70 juta masuk deposito dan harus menunggu dicairkan. Sedangkan dia butuh cepat. Ya sudah, saya yang merasa kasihan karena ibunya harus segera masuk rumah sakit. Jadi, saya pinjamkan saja.
Satu bulan berlalu, tak ada tanda-tanda akan mengembalikan uang yang telah dipinjam. Padahal di grup komunitas dia sangat aktif. Saya pun merasa deg-degan jika uang saya gak balik. Tapi husnudzhon saja, siapa tahu memang belum ada duit.
Melunasi dengan dicicil ...
Satu bulan lebih dari yang dijanjikan. Dia whatsapp saya dan meminta maaf belum bisa melunasinya sekaligus, jadi baru bisa 2 juta yang ditransfer. Alhamdulillah, saya pikir enggak apa-apa yang penting dibayar. Setelah itu saya pun lega.Namun, sisa uang 3 juta tak kunjung di transfer. Saya menagih sudah sekitar satu tahun dari dia meminjam uang. Ya, saya merasa enggak enak jika nagih duluan. Saya selalu menunggu dia inisiatif untuk komunikasi. Nyatanya tidak jika tak ditagih, heu. Itu juga saya tagih karena saya butuh uangnya untuk modal usaha online saya.
Dia selalu berdalih enggak ada uang, karena dagangannya lagi kurang laris dan hampir bangkrut. Setau saya dia dagang gamis dan kerudung. Ya sudah, saya percaya saja dan saya berikan waktu untuk bertahap melunasinya.
Setahun lebih beberapa bulan. Saya tagih lagi, Alhamdulillah kali ini dibayar tetapi hanya 1 juta. Katanya sisanya akan dibayar setelah ada uang. Baik, tak ada masalah. Saya pikir yang terpenting adanya komunikasi. Jadi, saya juga bisa memaklumi.
Hampir dua tahun, sisa uang 2 juta tak kunjung ditransfer. Padahal uang itu benar-benar saya butuhkan karena akan menikah. Saya juga sudah beritahukan hal tersebut. Tapi bilangnya, iya iya saja. Sampai akhirnya saya mendapatkan pesan dari teman satu komunitas.
Kabar tak sedap, ternyata ...
Bahwa ternyata orang ini banyak utang di komunitas. Hampir semua teman-teman di sana sudah diutangi olehnya. Astaghfirullah, seperti tersambar gledek di tengah bolong. Kaget banget. Sempet berpikir, apakah selama ini dia meminjam uang untuk tutup lubang, gali lubang? Astaghfirullah. Seram banget kalau iya.Dengar lagi dari teman komunitas lainnya, katanya dia juga sering bolak balik ke Mekkah dan Madinnah untuk menghampiri anaknya yang bersekolah di sana. Saya sempat berpikir apakah ini benar? Jika benar kenapa utang tak segera diselesaikan dan malah memilih untuk berpergian.
Ya, memang saya juga enggak tahu pastinya. Bisa jadi ada hal mendesak makanya dia harus pergi ke sana. Tapi yang jadi masalah dia sudah dikenal menjadi buronan utang dari dulu di komunitas tersebut. Duh, kalau tahu dari awal mah, enggak bakalan saya kasih utang, huhu.
Sudah pasrah waktu itu kalau enggak dibayar. Rasanya emang enggak ridho. Akhirnya saya tetap kekeuh untuk menagih uang saya. Karena itu uang tabungan yang memang saya peruntukkan untuk dana-dana darurat.
Lunas juga, meski ... ah sudahlah
Sampai akhirnya dua tahun lewat beberapa bulan, uang 2 juta itu di transfer juga sehari sebelum saya nikah. Masyaallah. Rezeki emang enggak kemana, ya. Setelah itu, saya yang sudah malas dengan dirinya, akhirnya keluar dari grup. Rasanya enggak mau lagi berbincang dengannya.Dari situ, saya benar-benar kapok untuk meminjamkan uang kepada seseorang. Saya enggak mau lagi mengemis kepada orang lain, padahal itu uang saya dan hak saya untuk dia kembalikan. Seharusnya saya enggak mengemis dong.
Baca juga Ketika Kamu Belum Sukses Seperti Mereka, Just be Happy, Gaes!
Saya 'alergi' terhadap utang ...
Memang perihal uang ini sensitif. Yang tadinya teman bisa jadi musuh. Yang tadinya saudara pun juga bisa musuh. Harus hati-hati banget.Untuk itu, saya alergi banget sama yang namanya utang. Bukan berarti saya enggak pernah berutang. Saya juga pernah, tapi saya selalu takut jika tak segera melunasinya. Saya selalu berpikir utang itu sebuah hal yang memalukan jika tak segera dilunasi.
Makanya kalau saya utang, sebisa mungkin akan dilunasi sesuai janji. Jika tak bisa lunas di hari yang dijanjikan, maka saya akan komunikasikan dengan baik. Tapi, sebisa mungkin enggak mau untuk berutang lagi. Prinsip saya, lebih baik menabung dan hemat daripada utang. Terutama menabung untuk dana-dana darurat.
Untuk orang-orang yang pernah saya tolak ketika mau berutang kepada saya. Mohon maaf, ya. Karena saya benar-benar kapok perihal ini. Daripada pertemanan atau persaudaraan rusak, lebih baik tak memberikan utang. Itulah mengapa saya 'alergi' banget dengan kata utang.
Jangan 'Alergi' Terhadap Utang
Itu adalah Bapak saya. Beliau enggak pernah 'alergi' terhadap utang meski ada beberapa orang yang enggak pernah bayar utangnya. Masyaallah.
Dari teman, saudara, tetangga hingga orang yang baru kenal. Jika bapak saya ada duit pasti akan dikasih. Tanpa tapi dan tanpa dipikirkan apakah orang tersebut akan membayar utangnya atau enggak.
Kata bapak saya, "Dibayar Alhamdulillah berarti rezeki Bapak. Jika enggak dibayar, berarti rezekinya dia yang emang harus lewat dari Bapak."
Duh, saya belum bisa seperti beliau. Kalau saya sudah pasti kapok dan enggak akan lagi deh utang-in orang lain. Masyaallah.
Padahal pekerjaan bapak hanya seorang kuli bangunan. Mungkin karena kebaikannya, Allah mudahkan rezekinya hingga bisa jadi mandor. Hingga sekarang bisa punya rumah, mobil, motor dan beberapa investasi kosan serta kontrakan.
Tak hanya soal itu, bapak juga merasakan hati tenang, bahagia dan rumah tangga yang harmonis. Belum lagi dimudahkan untuk bisa ke tanah suci, berangkat haji maupun umroh. Rezeki itu semua bapak dapatkan karena kemurahan hatinya. Janji Allah memang tak pernah salah salah alamat. Masyaallah.
Lalu mereka yang suka utang sama bapak dan tak bayar? Qadarullah, janji Allah itu pasti. Mereka hidupnya bangkrut dan meninggal dengan membawa utang-utangnya. Naudzubillah min dzalik.
Semoga kita senantiasa tidak mengalami hal tersebut dan selalu dimudahkan dalam membayar utang. Aamiin.
Dari pengalaman hidup bapak dan berbagai macam kisahnya itu. Saya selalu takjub dengan kemurahan hatinya. Meski saya belum bisa seperti beliau. Setidaknya saya banyak belajar bagaimana menjalani hidup menjadi orang baik.
Semoga suatu saat saya juga bisa untuk tak lagi 'alergi' terhadap utang.
Dari teman, saudara, tetangga hingga orang yang baru kenal. Jika bapak saya ada duit pasti akan dikasih. Tanpa tapi dan tanpa dipikirkan apakah orang tersebut akan membayar utangnya atau enggak.
Kata bapak saya, "Dibayar Alhamdulillah berarti rezeki Bapak. Jika enggak dibayar, berarti rezekinya dia yang emang harus lewat dari Bapak."
Duh, saya belum bisa seperti beliau. Kalau saya sudah pasti kapok dan enggak akan lagi deh utang-in orang lain. Masyaallah.
Padahal pekerjaan bapak hanya seorang kuli bangunan. Mungkin karena kebaikannya, Allah mudahkan rezekinya hingga bisa jadi mandor. Hingga sekarang bisa punya rumah, mobil, motor dan beberapa investasi kosan serta kontrakan.
Tak hanya soal itu, bapak juga merasakan hati tenang, bahagia dan rumah tangga yang harmonis. Belum lagi dimudahkan untuk bisa ke tanah suci, berangkat haji maupun umroh. Rezeki itu semua bapak dapatkan karena kemurahan hatinya. Janji Allah memang tak pernah salah salah alamat. Masyaallah.
Lalu mereka yang suka utang sama bapak dan tak bayar? Qadarullah, janji Allah itu pasti. Mereka hidupnya bangkrut dan meninggal dengan membawa utang-utangnya. Naudzubillah min dzalik.
Semoga kita senantiasa tidak mengalami hal tersebut dan selalu dimudahkan dalam membayar utang. Aamiin.
Dari pengalaman hidup bapak dan berbagai macam kisahnya itu. Saya selalu takjub dengan kemurahan hatinya. Meski saya belum bisa seperti beliau. Setidaknya saya banyak belajar bagaimana menjalani hidup menjadi orang baik.
Semoga suatu saat saya juga bisa untuk tak lagi 'alergi' terhadap utang.
Tips Agar Tak Mudah Memiliki Utang
Apakah bisa seseorang tak punya utang? Menurut saya bisa saja. Semua itu tergantung dari prinsip yang dimiliki. Kalau saya pribadi, kalau enggak kepepet banget. Lebih baik enggak utang. Tapi kalau pun harus utang, ya kudu dibayar dan enggak boleh menyepelekan.
Nah, terus bagaimana caranya agar tak bermudah-mudahan punya utang? Simak yuk ulasannya berikut ini :
Nah, terus bagaimana caranya agar tak bermudah-mudahan punya utang? Simak yuk ulasannya berikut ini :
1. Kelola Keuangan dengan Baik
Pengelolaan keuangan memang sangat penting. Jika kita tak pinter untuk mengelola keuangan, pasti dengan mudah akan merasa uang yang dimiliki kurang. Untuk itu, keuangan itu harus banget dibagi per pos-pos. Supaya lebih mudah mengelola uang dan enggak kalap ketika sedang belanja.
Zaman dulu ketika masih kerja. Sekitar 50% dari gaji saya, akan saya tabung. Emang ini sadis banget sih. Normalnya tuh 30% atau 40%. Tapi saya ngerasa sayang kalau hanya segitu. Apalagi saya masih tinggal sama orangtua. Jadi, kebutuhan sehari-hari saya bisa dibilang enggak banyak. Paling banyak di transportasi aja.
Makan pun dapat dari kantor, makanannya prasmanan gitu. Emang biasanya teman-teman kantor kalau lagi gajian suka ngajakin makan di luar. Tapi saya enggak ikut, tetap makan di kantor demi bisa nabung, hahaha.
Nah, sisa 50% itu saya bagi lagi. Untuk transportasi, untuk jajan, untuk belanja, untuk berbagi, untuk arisan, untuk hadiah, dll. Misal uang belanja habis sebelum waktunya, ya saya enggak akan belanja. Begitu juga dengan uang jajan. Jika habis, ya saya enggak akan jajan meski gajian masih lama.
Awalnya sulit, tapi lama-lama akan terbiasa kok. Apalagi kalau sudah lihat tabungan semakin banyak isinya. Wah, jadi semangat kerja, haha.
Zaman dulu ketika masih kerja. Sekitar 50% dari gaji saya, akan saya tabung. Emang ini sadis banget sih. Normalnya tuh 30% atau 40%. Tapi saya ngerasa sayang kalau hanya segitu. Apalagi saya masih tinggal sama orangtua. Jadi, kebutuhan sehari-hari saya bisa dibilang enggak banyak. Paling banyak di transportasi aja.
Makan pun dapat dari kantor, makanannya prasmanan gitu. Emang biasanya teman-teman kantor kalau lagi gajian suka ngajakin makan di luar. Tapi saya enggak ikut, tetap makan di kantor demi bisa nabung, hahaha.
Nah, sisa 50% itu saya bagi lagi. Untuk transportasi, untuk jajan, untuk belanja, untuk berbagi, untuk arisan, untuk hadiah, dll. Misal uang belanja habis sebelum waktunya, ya saya enggak akan belanja. Begitu juga dengan uang jajan. Jika habis, ya saya enggak akan jajan meski gajian masih lama.
Awalnya sulit, tapi lama-lama akan terbiasa kok. Apalagi kalau sudah lihat tabungan semakin banyak isinya. Wah, jadi semangat kerja, haha.
2. Memiliki Beberapa Tabungan
Menurut saya penting banget ini. Saya enggak hanya punya satu tabungan, saya memiliki beberapa tabungan. Ada sekitar 3 tabungan yang saya punya. Semua saya isi secara merata setiap bulan dari 50% gaji tersebut.
Kenapa perlu memiliki banyak tabungan? Jaga-jaga jika ada salah satu tabungan mengalami hal yang kurang menyenangkan dan mengakibatkan kita rugi. Kita kan enggak pernah tahu cobaan apa yang akan menimpa kita.
Jika ada salah satu tabungan tiba-tiba hilang atau tak bisa diambil karena ada masalah. Setidaknya kita punya tabungan lain yang masih bisa diselamatkan. Coba bayangkan jika kita hanya punya satu tabungan? Wah, bakalan sedih banget jika semuanya hilang.
Kenapa perlu memiliki banyak tabungan? Jaga-jaga jika ada salah satu tabungan mengalami hal yang kurang menyenangkan dan mengakibatkan kita rugi. Kita kan enggak pernah tahu cobaan apa yang akan menimpa kita.
Jika ada salah satu tabungan tiba-tiba hilang atau tak bisa diambil karena ada masalah. Setidaknya kita punya tabungan lain yang masih bisa diselamatkan. Coba bayangkan jika kita hanya punya satu tabungan? Wah, bakalan sedih banget jika semuanya hilang.
3. Tidak Boleh Boros
Yap, jangan boros. Gaya hidup itu selalu lebih tinggi dari kebutuhan hidup. Sebenarnya mah kalau kita tahu seberapa banyak kebutuhan kita, saya rasa akan cukup. Tinggal sesuaikan dengan besarnya gaji kita. Tapi, yang jadi masalah adalah gaya hidup.
Orang-orang tuh suka banget konsumtif. Apa yang lagi trend diikuti, padahal bisa jadi dia gak butuh atau sebenarnya enggak cukup gajinya untuk gaya hidup tersebut. Tapi, enggak mau tuh dibilang cupu atau kurang gaul. Jadi, dibela-belain untuk mengikuti gaya hidup yang mewah.
Nah, sebisa mungkin sesuaikan saja gaya hidup kita dengan seberapa besar gaji kita. Banyak bersyukur karena enggak semua orang bisa dapat kerja. Insyaallah, hidup tak akan boros dan banyak nabung.
Orang-orang tuh suka banget konsumtif. Apa yang lagi trend diikuti, padahal bisa jadi dia gak butuh atau sebenarnya enggak cukup gajinya untuk gaya hidup tersebut. Tapi, enggak mau tuh dibilang cupu atau kurang gaul. Jadi, dibela-belain untuk mengikuti gaya hidup yang mewah.
Nah, sebisa mungkin sesuaikan saja gaya hidup kita dengan seberapa besar gaji kita. Banyak bersyukur karena enggak semua orang bisa dapat kerja. Insyaallah, hidup tak akan boros dan banyak nabung.
4. Pelajari Ilmu Agama
Agama itu selalu mengajarkan bagaimana seseorang hidup dengan baik dan sederhana. Dalam agama islam sendiri saja, sudah banyak kisah-kisah Nabi, sahabat dan ulama terdahulu mengenai hidup sederhana.
Selain itu, banyak juga hadist-hadist dan ayat Al-Qur'an mengenai utang piutang ini. Jika kita benar-benar ingin menjalani hidup dengan sebaik-baiknya dan hidup hanya untuk beribadah kepada Allah. Tentu, kita akan takut jika punya utang tak bayar.
Maka, mempelajari ilmu agama itu penting banget. Agar kita tetap berada dijalan yang lurus. Tetap bersikap baik, hidup sederhana dan membayar utang, jika perlu tak usah punya utang.
Itu tadi tips agar tak mudah memiliki utang. Memang sih itu semua enggak mudah, apalagi jika kita memang benar-benar membutuhkan utang. Tapi, minimal kita bisa untuk tetap memiliki etika ketika punya utang.
Komunikasi kepada yang memberi utang jika belum sempat bayar. Jangan tunggu ditagih. Hal itu sudah membuat para pemberi utang jadi lega karena adanya komunikasi atau pemberitahuan tersebut. Semoga bisa segera lunas bagi yang punya utang, ya. Aamiin
Tips Ketika Teman Akan Berutang
Apa yang harus kita lakukan jika ada teman yang ingin berutang? Dikasih atau tidak, ya? Kalau saya sih, enggak, haha. Bener deh, kapok banget sama orang yang ngutang tuh. Emang enggak semuanya begitu. Tapi saya cari amannya aja.
Eits, tapi kalau kamu mau tetap memberikan utang kepada teman atau saudara atau tetangga. Coba simak ulasannya berikut ini :
1. Cari Tahu Orang Tersebut dengan Seksama
Iya jangan asal kasih utang, ya. Coba cari tahu dulu deh dengan benar. Jangan sampai menyesal kaya saya, karena asal percaya aja. Apalagi untuk teman yang sering komunikasinya online aja. Kita kan enggak tahu sifat aslinya seperti apa. Daripada nanti menyesal kan?Enggak ada salahnya juga, coba tanyakan kepada teman-teman satu komunitas yang kira-kira akrab dengan dirinya. Tanyakan sifatnya dan tanyakan juga ketika punya utang apakah cepat dibayar atau tiba-tiba hilang. Siapa tahu kan membantu untuk memastikan. Apakah orang tersebut layak untuk diberi utang atau enggak.
2. Jika Merasa Tak Mampu Lebih Baik Tolak
Enggak usah enggak enakan untuk menolak orang yang mau utang. Daripada kita sendiri yang kesal utangnya gak dibayar-bayar. Lebih baik tolak aja. Tapi secara halus, ya. Jangan galak-galak nolaknya, hehe.Kalau saya nih, setelah kejadian itu. Terus ada yang mau pinjam uang ke saya. Pasti saya tolak halus dengan kata 'Maaf'. Hampir semua yang saya tolak karena mau utang sama saya pasti enggak bakalan hubungi saya lagi. Ya, biarkan saja sih. Toh jadi keliatan kan dia berteman karena apa, hehe.
3. Berikan Semampunya Jika Tetap Ingin Membantu
Nah, bisa juga nih. Jika ada yang mau ngutang 500 ribu. Tapi kita kasian sama dia dan kita juga lagi tak ada duit atau takut dia kesulitan balikin dutinya. Ya sudah kasih saja semampu kita. Misal kita kasih dia 50 ribu dan kita bilang enggak usah dibalikin.
Menurut saya itu paling aman sih. Itung-itung sedekah dan biar enggak membebankan si yang pinjam utang juga. Takutnya karena punya utang dan gak bisa bayar jadi gak enak sama kita atau bahkan malu mau ketemu. Setidaknya kita membantu juga meski gak bisa banyak.
Biasanya saya begitu aja sih kalau lagi ada duit. Karena emang beneran sudah malas sekali jika ngasih utang tapi yang diutangin enggak tahu diri, haha. Gemas banget!
Baca juga Don't Tell People Your Plans, Show Them The Result!
Itu tadi tips ketika teman akan berutang, semoga bermanfaat, ya. Kalau kamu sendiri bagaimana nih menyikapi utang? Kamu termasuk yang 'alergi' terhadap utang atau enggak? Sharing, ya di kolom komentar di bawah ini.
Menurut saya itu paling aman sih. Itung-itung sedekah dan biar enggak membebankan si yang pinjam utang juga. Takutnya karena punya utang dan gak bisa bayar jadi gak enak sama kita atau bahkan malu mau ketemu. Setidaknya kita membantu juga meski gak bisa banyak.
Biasanya saya begitu aja sih kalau lagi ada duit. Karena emang beneran sudah malas sekali jika ngasih utang tapi yang diutangin enggak tahu diri, haha. Gemas banget!
Baca juga Don't Tell People Your Plans, Show Them The Result!
Itu tadi tips ketika teman akan berutang, semoga bermanfaat, ya. Kalau kamu sendiri bagaimana nih menyikapi utang? Kamu termasuk yang 'alergi' terhadap utang atau enggak? Sharing, ya di kolom komentar di bawah ini.
Salam,
assalamu'alaikum. halo mba steffi
ReplyDeletekayaknya ini pertama kali saya berkunjung ke blog. masyaallah keren banget.
jadi pengen pnya blog seperti ini .keren.
kalau saya 'alergi' utang mba. maka dari itu malas ikut arisan. kalau mba steffi gimana? ikut arisan kah? bisa jadi ini sebuah dilema untuk ibu rumah tangga.
Bener mbak Steffi... kalo bisa jangan berutang. Tapi kalo bisa lagi sudahlah memberi pertolongan salah satunya meminjami dengan beberapa catatan yang mbak Steffi tulis tadi
ReplyDeletekadang kita mah gak tegaan ya, kasian. kadang suka mikir juga gimana kali kita ada di posisi dia suatu saat terus gak ada yang nolongin. jadi ya, walo saya merasakan sulitnya menagih....kadang dengan terpaksa di ikhlasin teh, kadang di ganti Allah juga dengan cara lain
ReplyDeletemenjejak..menolak kasih piutang jg suatu tantangan tersendiri. Apalagi kalau sebenernya kita sedang ada uang dan ada bawaan "ga tegaan".
ReplyDeleteLengkaaap!
ReplyDeleteAku pernah di posisi seperti mbak. Alhamdulillah dilunasi tapi kasihan dan gemesss lihat orangnya. Udah dinasehatin macem-macem tapi ga mau usaha. Lebih suka Gali Lubang tutup lubang dengan dalih macem-macem deh.
Akhirnya aku bilang mau bantu untuk bahan kebutuhan pokok, itupun berupa barang misal beras supaya beneran dipake buat kebutuhan dia makan. Kalo ga, dia buat bayar utang yg lain.
Jangan lupa didoakan supaya sadar.
Salam kenal dari Helenamantra dot com
Aku termasuk yg anti ngasih hutangan mba. Ga pengen ngerusak persahabatan ato hubungan keluarga dan pertemnan. Jd mnding ditolak.
ReplyDeleteKecualiiiii untuk bbrp orang aja, itu sahabatku yg aku udh kenal lama dan tau banget dia gimana, juga utk adek2ku. Kalo mereka , aku mau pinjemin. Bahkan kalo jumlahnya ga gede, aku slalu ikhlasin ga ush dianggan hutang.
Tapi, caraku ksh pinjaman dlm bntuk LM ato logam mulia. Jd balikinnya harus LM juga senilai yg aku kasih. Dengan begitu kalo dibalikin nya lama, bertahun2, setidaknya nilai value-nya ga jatuh Krn inflasi. Jadi kalo mereka nolak balikin dlm bentuk LM, ya aku ga mau juga.
Ada tuh temen sekolah yg hobinya ngutang gini. Bahkan untuk nikah pun ngutang . Tp aku udh telanjur tahu kebiasaan dia yg suka kabur setelah berhutang. Jdnya pas nelpon minta hutangan, aku langsung tolak sih.
Aku pgn bisa kayak ayahnya mba. Tp rasanya belum bisa juga seikhlas beliau. Saluuuut sekali :)
Bener banget soal uang ini riskan dan racun dunia akhirat karena hubungan baik bisa wassalam kalau sdh berkaitan dengan uang dan hutang piutang yang tak terbayarkan. Sedikit orang yang bisa seperti ayahanda mbak Steffi yg bisa mengikhlaskan saja jika orang lain tak bisa bayar hutang. Tapi Allah SWT balas dengan sejuta kemudahan ya mbak.. MasyaAllah luar biasa.. kalau saya pribadi mending ga usah kenal lagi deh atau menjauh dari orang2 yg sekiranya tidak amanah dalam berhutang timbang sakit hati hheuheu..
ReplyDeleteMasyaallah penting banget emang nih mengatur keuangan. Aku pun perasaan gimana gitu sama hutanc. Sebisa mungkin sih jangan pernah berhutang.
ReplyDeleteAku juga pernah menghadapi kasus teman yang punya hutang. Walaupun bukan aku yang dihutangi.
ReplyDeleteTapi kocak aja gitu, orang yang punya hutang.. gak tau dirinya luar biasa.. pas tau soal itu.. aku sih lebih baik ke jaga jarak. Karena lihat pola hidupnya yang gak berubah untuk bisa atur keuangannya..
Ngeselinnya lagi.. gayanya sombong banget gitu..
Manusia.. manusia.. hahaha
Hallo.. salam kenal, boleh mampir dan folback ke yuniarts.com
Thank you
Aku pun sama mbak pernah minjemin uang 80 juta gak balik. Kami anggap sebagai tabungan akhirat saja. Ditagih juga percuma, kabur-kaburan orangnya. Semoga Allah selalu menambah keberkahan bagi kita semua.
ReplyDeleteNaudzubillah, beberapa kali saya juga mengalami dihutangi dengan janji-janji mbak, nominalnya memang nggak banyak, tapi kita juga butuh sewaktu-waktu, apalagi kita sudah lama menabung, huhu..
ReplyDeleteSemoga kita dijauhkan dari orang-orang yang demikian ya mbak.
Terima kasih banyak untuk cerita pengalamannya mbak Steffi :)
Kalo ngomong masalah uang itu emang riskan banget apalagi utang duhh kalo aku sebisa mungkin ga berutang dan ga beri utaang sama teman karena takutnya nanti malah jadi ga baik hubungan nya ya karena itu semoga aku dijauhkan dari utang piutang
ReplyDeleteSAya alergi berhutang, tapi tidak alergi memberi hutang.
ReplyDeleteTapi kadang juga berpikir bahwa adakalanya saya juga butuh pinjaman untuk modal. Hanya saja, entahlah. Enak hasil tabungan sendiri. Kalau berhutang meski cicilan ringan, bawaannya pengen emosi saat akan masa membayar. Tapi mungkin juga karena saat itu masih usia 30an, dan sekarang beda. Entahlah.
Btw, prinsip saya juga sama dengan prinsip bapakmu, Mbak. Mungkin itu lantaran, kalau yang dihutangi idak bisa bayar.
Aku ya punya pengalaman diutangin, trus kapok ngasih utang. Jadi yaa ikut cara no 3 aja...membantu seikhlasnya. Minta X, kasih 1/10 X boleh juga tuh...
ReplyDeleteMAu komen gimana ya, secara aku udah merasa kayak ATM aja. Pada ngutang tapi nggak pada balikin. Duh, lelah cyin. Saya sendiri tipe yang gak terlalu berani ngutang. Pernah ambil ponjaman tapi untuk modal. Pernah juga kredit motor tapi ya udah sekali aja. Sekarang hidup seadanya aja. Dan kalau ada yang ngutang, saya akan bilang gak bisa ngasih, tapi kalau membantu akan saya berikan seikhlas dan semampu saya. Mending gitu, gak kepikiran dan gak ada tanggungan.
ReplyDeleteBijak banget bapaknya, kalau saya mah gak bisa begitu. Kadang emang bener, yang berhutang bisa lebih galak daripada yang menghutangi kalau pas ditagih haha
ReplyDeleteAku pernah ngalamin juga, kak. Terus aku kasihnya dikit, engga sesuai jumlah yang hendak dipinjam. Eh, dia langsung komen ngga enak. Dari situ aku langsung kerasa kalau ini bakal berakhir ngga enak. Anehnya, si peminjam yang ngga balikin duitku malah ngomong ke grup komunitas kalo aku pelit cuma ngasih segini. Lah, kan lucu jadinya :D. Ada gitu tipe yang kaya gini.
ReplyDeleteMasya Allah mbak, luar biasa...lagi tak alamin ini masalah utang"an, ada temen yang utang, udsh lewat dari perjanjian tapi gak ada kabar. Uda coba aku konfirmasi tapi kayak kurang itikad.. jadi bibgung harus gmana hehe.. malah curhatttt
ReplyDeleteBener kak kadang juga galakan yang punya utang dari pada Kita ehehehe( Pengalaman Pribadi)
ReplyDeleteSerupa dengan Mbak Steffi, saya juga pernah memberi utang kepada orang dan susah ditagihnya. Bahkan sampai sekarang uang belasan juta itu belum kembali.
ReplyDeleteDulu waktu kenal, dia orangnya baik, ramah, tetapi belakangan beredar kabar dia banyak berutang ke orang lain, seperti tutup gali lubang gitu.
Jadi sekarng lebih baik memberi sejumlah uang meski hanya sedikit daripada memberi utang hihihi
Saya alergi berhutang, mending saya begadang sampai batas kemampuan buat usaha cari duit, daripada cari hutangan.
ReplyDeleteItu juga yang bikin saya nggak punya banyak harta hahaha.
Dan saya juga alergi ngasih hutang, even sahabat sendiri.
Karena saya nggak mau kami jadi musuhan karena itu, kalaupun ada sahabat yang butuh, mending saya niatkan ngasih semampu saya, sisanya biar dia usaha lagi :D
Jadi, kalaupun nggak dibalikan, saya oke-oke aja, ga sakit hati hahaha
Nah mau nolak, saya belum konsisten. Kadang-kadang tegaan, kadang2 gak tegaan padahal bisa pusing sendiri abis itu hehehe.
ReplyDeleteSisi nggak tega begini juga yang sering bikin akhirnya uang tertransfer juga ya, Kak. Tapi memang selama ini juga pinjam uang nggak dalam kondisi neko-neko, sih. Makanya saya kasih aja.
DeleteSaya termasuk nggak alergi sih terhadap utang. Adakalanya utang itu betul-betul membantu si penerima utang. Saya lihat, orang yang mau berutang selama ini memang nggak neko-neko. Semuanya betul-betul sedang membutuhkan bantuan. Memang ada beberapa yang bayarnya lama sekali, ada juga yang sampai sekarang nggak ada kabarnya. Sebagian lainnya membayar tepat waktu.
ReplyDeleteEnaknya, saat kemudian saya membutuhkan pinjaman, teman yang dulu pernah berutang memberi bantuan dan berkata, "Gantian, dulu kan kamu yang bantu aku."
Kalau kondisi begini sih enak ya, Mbak, hihihi ...
Setuju mbak, sebisa mungkin kita kudu ngindarin yang namanya hutang piutang. Serem juga ya ternyata kalau blum kebayar utangnya, tapi kita udah meningal duluan.
ReplyDeletesama mbak, teruatama suami, orangnya gak tegaan kalau ada yang mau pinjam. dan aku yang agak galak sih agar dia agk terllau royal, aku galak saja diluaran yang belum dilunasi sdh lebih dari 30 jutaan. gemes kan? ini aku lagi perketat juga akrean sebentar lagi suamiku oensiun. kalau masih banyak yg pinjam, kan berabe. akhirnay banyak yang bilang suaminay sih baik gak kayak isrtinya pelit. tapi kalau gak gitu bisa2 banayk yg dipinjam dan gak pada mau bayar
ReplyDeleteRamai nih kalau ngomongin soal hutang. Saya termasuk tipe yg lebih baik ga punya apa apa daripada harus berhutang. Meminimalisir punya hutang bikin hati tenang dan hidup nyaman.
ReplyDeleteYa, saya termasuk yang nggak mau ngutang, kecuali kepepet banget. Pernah sekali pas habis kemalingan, dompet dan hape hilang, jadinya ngutang ke teman, untuk urus ini itu nya
ReplyDeleteSaya alergi terhadap hutang kak Steffi. Saya gak suka pinjam sana sini buat kebutuhan yang tidak mendesak. Namun saya juga tipe yang suka minjemin orang. Tapi kadang saya suka punya warning sign. Kalo orang yang mau pinjam bikin perasaan saya gak enak, biasanya itu pertanda dia susah ditagih. Saya alergi banget nagih hutang kecuali mendesak.
ReplyDeleteDaaan kalo udah gitu, biasanya saya kasih option. Saya dalam hati sedekahkan saja dan bilang ke dia cuma punya sekian buat dipinjemin. Kalo nanti dia memulangkan ya sudah.. kalo gak dipulangkan saya gak sakit hati. Saya anggap sedekah.
Masya Allah keren. Bener banget prinsip bapaknya mbak. Sangat mulia ☺️
ReplyDeletekalau ngomongin hutang ini, di alquran aja kalau mau ngutang kan syaratnya panjang bener tuh ya..jadi sebisa mungkin aku hindari. pernah sekali minjemin ke temen satu komunitas pengusaha jg, ibu2, kasian. alasannya buat anaknya. mau gamau ku pinjemin kan kasian. pas nagih ga enakan akunya mbak, mana waktu itu juga butuh pas nagih. akhirnya beberapa bulan baru lunas krn satu proyek bersama, pas waktunya diberi bayaran langsung kutagih hihi
ReplyDeletePernah, pada masa lalu. Kutulis juga di blog. Kalau berkenan, bisa cari di blogku dengan kata kunci #AyoHijrah :) Nggak lagi-lagi, deh.
ReplyDeleteKadang mencari tahu lebih dulu si yang akan meminjam kepada kita membingungkan sih kak, mau tanya ke siapa. Palingan sih lihat profilnya dulu dan ikutin feeling, kalau udah meragukan mendingan nggak usah dipinjemin.
ReplyDeleteAku berharap sih ga punya hutang karena akan menjadi beban di setiap bulannya. Bener harus bisa belajar hidup hemat dan sesuai kemampuan jadi tak memiliki hutang konsumtif.
ReplyDeleteMenurutku, alergi terhadap utang itu lebih baik. Daripada mudah dan ramah terhadap utang. Aku sendiri sedang mo-NOL-kan utang. Semoga bisa segera terwujud.
ReplyDeleteSaya termasuk yang nehi nehi diutangin mba. Jadi kalau sudah urusannya uang, saya malas. Nah paling kalau saya memang jatuh rasa kasihan, saya berikan saja semampu saya dan biasanya nggak sebesar yang ia nego. Karena utang itu benar benar bisa merusak silaturrahmi deh.
ReplyDeleteAwalnya saya juga berpikir seperti itu tapi makin lama makin membutuhkan pinjaman untuk mempercepat ikhtiar kita dalam beraktifitas.
ReplyDeleteKalo ngomongin hutang, rasanya emang nyesek sih mba.. Bener banget itu kan uang kita ya, tapi kok kita yg jadi kalang kabut nagihin,sedangkan yg ngutang santuy wae. Gregetan sih sama yg kayak gini, ak malah biarin dikatain pelit sekalian karena suka berujung berabe kalo org udah berurusan sama hutang dari org ke org. Menurutku kayak lebih aman berhutang lewat lembaga profesional jika keadaan sangat sangat mendesak
ReplyDeleteSaya juga punya masalah dengan utang yang lumayan banyak bagi saya.. . 5juta dan ngga pernah dibayar sampai 5 tahunan dan samanseeprti cerita kakak. Baru dibayar 2 hari sebelum menikah hehehe
ReplyDeleteAlhamdulillah ya mbak, akhirnya hutangnya dibayar dengan lunas tadi akunbacanya ikut deg2an kalau gak dibayar hehe. Bapak mbak hemat ya, Bisa ikhlas gitu kalau gak dibayar hutangnya. Masyallah
ReplyDeleteJadi ingat pernah punya pengalaman yang sama Mbak, tapi lebih sering tidak dikembalikan dan saya juga malas kalau harus menagih terus. Kesannya kalau nagih tuh seperti orang yang ngemis, padahal mah kita yang kasih pinjaman.
ReplyDeleteKalau di tanya mau berhutang tidak, jelas jawaban nay. Lebih baik hidup seadanya saja karena bisa tenang dan tidak ngoyo.
Bicara hutang ini mengorek luka lama ya kak. Saya juga kapok memberi hutangan. Tapi Tiba-tiba terketuk sama kisah bapak kak steffi nih semoga bisa mengikuti jejak ikhlasnya
ReplyDeleteBicara hutang agak sensitif ya kak, tapi ayahku juga sama dengan bapaknya kak steffi, kalau dibilangin itu belum bayar hutang, beliau malah bilang biarin aja nanti kalau dia lupa buat kendaraan ayah di akherat . ya elahhh sama anaknya belum tentu macem gini, disuruh kerja keras dulu.
ReplyDeleteIlmu iklas bapaknya harus saya tiru nich...kalau balik utangnya.. berarti emang rejeki kita.. kalau ga balik...memang rejeki dia yang lewat melalui kita...ademmmmm
ReplyDeletebaca tulisan begini mengingatkan aku akan hutang riba dan hutang lainnya yang belum juga lunas
ReplyDeleteSya biasanya kalau kepepet banget lebih seneng hutang di bank ketimbang ke teman atau saudara sih mbak. Memang meminjamkan uang itu harus berkali2 mikirnya ya
ReplyDeletesemoga kita dibebaskan dari jerat hutang... dimudahkan untuk membayar hutang. insyaAllah jika dan niat dan komitemen untuk membayar, pasti ada jalan keluar dan pasti lunas
ReplyDeleteYa allah mbak, semoga dibalas dengan kebaikan ya, karena niat awalnya adalah baik membantu teman yang kesusahan.
ReplyDeleteSaya juga punya kisah hampir sama dengan kak steffi, ada temen berutang, janjinya 2 bulan, tapi udah 3 tahun lebih belum lunas, baru lunas 3/4 nya. Sedihnya, dia gak pernah mengawali komunikasi, harus saya dulu yg nagih :(
ReplyDeleteMasih mending Mbak akhirnya lunas juga itu. Saya ada beberapa kenalan yang akhirnya entah kemana mijem duit gak balikin, Semoga dimudahkan ya urusan keuangan kita semua.
ReplyDeleteSaya sih pernah berhutang, tapi berusaha utk cepat mengembalikan utang tsb. Makanya kadang suka sebel sih kl denger cerita temen ada temannya mau minjem uang tapi nggak berkabar dan malah gak niat buat balikin utang. Dan ketika berhutang pun ada doanya, dan selalu kubaca, buat menjaga diri supaya tdk berhutang
ReplyDeleteAku juga ada pengalaman sodara sendiri yg sering hutang sana sini hampir semua sodara ama temen2 udah dihutangin, sedih dan malu kadang kita ikut bayarin krn udah ditagih terus
ReplyDeleteKoq jadi aku yang kesal bacanya ya, dahli pinjam duit untuk biaya berobat tapi koq ngembalikannya seperti itu. Duh gemas, sudah gitu lama dan ga ada kabar, kalau aku dah emosi jiwa duluan sama orang seperti itu
ReplyDeleteaku dari dulu selalu diajarin kalau mau sesuatu lebih baik nabung dulu, pantang banget untuk berhutang. kalaupun terpaksa, pasti langsung dikembalikan ketika ada uang supaya gak jadi pikiran.
ReplyDeleteurusan utang ini emang pelik, tapi emang juga ada orang yang gampang banget berutang dan melupakannya. padahal katanya utang ditanya waktu mati kan yah
ReplyDelete